Agro Solution, Program Jitu Pusri Dampingi Petani Gunakan Pupuk Nonsubsidi

PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) mendorong para petani menggunakan pupuk nonsubsidi dengan pendampingan khusus di Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 28 Des 2020, 15:00 WIB
Petani sedang memanen sayuran segar berbagai jenis seperti Kangkung, Sawi dan bayem di Kelurahan Batusari, Batuceper, Kota Tangerang, Banten, Selasa (22/12/2020). Harga sayuran segar antara Rp 2000 ribu hingga Rp 3000 ribu per ikat. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Palembang - PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) mempunyai program jitu untuk mengubah konsumsi pupuk subsisi beralih ke pupuk nonsubsidi bagi para petani di Sumatera Selatan (Sumsel). Program jitu tersebut yaitu agro solution, yaitu pendampingan bagi petani untuk meningkatkan produksi.

Menurut Direktur Utama PT Pusri Tri Wahyudi Saleh, kuota pupuk bersubsidi yang diberikan pemerintah sifatnya memang terbatas. Sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan pupuk bagi para petani.

“Kita mengajak dan mendorong para petani, untuk memahami pemupukan yang baik. Sehingga mereka tidak lagi menggunakan pupuk subsidi,” katanya, Minggu (27/12/2020).

Melalui program agro solution, PT Pusri bisa mewujudkan transformasi industri pupuk yang kini berperan sebagai pendamping petani.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga, akan menyiapkan komunitas dan ekosistemnya. Mulai dari hulu hingga ke hilir.

Tugas para komunitas tersebut, salah satunya memberikan pemahaman kepada petani mengenai bagaimana cara pemupukan yang baik. Dalam program agro solution, kelompok tani akan dibina mengenai cara penggunaan pupuk.

“Karena selama ini masih, banyak petani yang hanya asal-asalan saja. Jadi kurang berdampak signifikan pada produksi,” katanya.

Dengan program ini, PT Pusri berharap petani nantinya tidak tergantung lagi dengan pupuk subsidi. Oleh karena itu, PT Pusri juga mengandeng berbagai pihak.

“Kami juga melibatkan perbankan untuk penyaluran KUR, ada juga asuransi pertanian, hingga off-taker industri,” ungkapnya.

PT Pusri juga terus melakukan inovasi, untuk melahirkan produk unggulan yang dapat bermanfaat bagi sektor pertanian.

Seperti melakukan penggunaan pupuk untuk tanaman lada dan kopi di Belitung. Langkah tersebut, juga akan dilakukan di Kabupaten Banyuasin Sumsel.

“Kami sudah membuat NPK singkong di Pati (Jateng) dan Lampung Selatan. Dari 20 ton, kini produksi sudah 40 ton,” ujar petinggi PT Pusri.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :


Produktivitas Petani Sumsel

Direktur Utama PT Pusri Tri Wahyudi Saleh (Liputan6.com / Nefri Inge)

Melalui pengawalan pola produksi dan ketepatan ini, dia mengharapkan para petani akan lebih maksimal dalam penggunaan pupuk.

Dia yakin, solusi tersebut akan membantu petani yang kekurangan biaya, terutama dalam pembelian pupuk.

“Di Sumsel sendiri, produktivitas petani hanya 5-6 ton padi per hektare. Padahal di Jawa sudah ada yang bisa 10 ton,” ucapnya.

Berdasar catatan pihaknya, total stok seluruh lini pada 2020 yakni sebesar 294.937,75 ton. Dengan rinciannya untuk NPK subsidi, yakni sebesar 14.254,65 ton dan NPK nonsubsidi sebesar 3.779,66 ton.


Hasilkan Pupuk Murah

Pupuk bersubsidi di Kabupaten Ciamis.

Selain memberikan pendampingan secara langsung ke petani, Pusri juga terus membenahi sisi internal untuk menghasilkan pupuk yang murah bagi petani.

Pusri berencana merevitalisasi pabrik yang sudah tua dan boros dalam penggunaan gas, yakni Pusri III dan Pusri IV.

“Jika bahan baku sudah efisien dan logistik selesai maka HPP (Harga Pokok Penjualan) bisa turun,” ujarnya.

Beragam program jitu tersebut, mewarnai Hari Ulang Tahun (HUT) PT Pusri ke-61 tahun di tanggal 24 Desember 2020.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya