Liputan6.com, Jakarta Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio menegaskan, mutasi virus Corona yang terus terjadi, bukan berarti virusnya menjadi semakin ganas. Mutasi dimaknai virus tersebut semakin menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Ketika virus Corona bermutasi dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan. Maka, virus itu akan bertahan (survive).
Advertisement
"Mutasi ini terjadi secara alami dan acak. Artinya, tidak sistematis. Oleh si virus, mutasi itu juga bagian dari proses seleksi. Nah, kalau mutasi menyebabkan virusnya menjadi lemah, maka dia akan tereliminasi," papar Amin di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Senin (28/12/2020).
"Kalau mutasi menyebabkan virusnya lebih fit, lebih lebih cocok dengan lingkungannya. Maka, dia akan survive. Jadi, memang itu (mutasi) salah satu upaya virus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana dia berada."
Artinya, mutasi-mutasi virus Corona yang ada bisa dikatakan membuat virus semakin menyesuaikan diri dengan lingkungan.
"Otomatis mutasi-mutasi yang terjadi terus semakin lama tidak harus dibilang semakin ganas, melainkan dia semakin semakin hari, semakin sesuai dengan lingkungannya," pungkas Amin.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Ada Mutasi Virus Corona, Vaksin COVID-19 Masih Bisa Efektif
Salah satu contoh mutasi virus Corona, yakni varian baru dari Inggris bernama VUI-202012/01. Meski kecepatan penularannya mencapai 70 persen, peningkatan morbiditas (angka kesakitan) belum diketahui.
"Artinya, secara klinis, apakah membuat kondisi pasien lebih berat atau lebih sulit diobati atau lebih cepat menyebabkan kematian itu belum ada bukti," jelas Amin.
Terkait dengan vaksin COVID-19 yang dikembangkan saat ini, menurut Amin, mutasi virus Corona tetap membuat vaksin efektif.
"Walaupun sudah ada mutasi, tetapi belum sampai ada perubahan struktur, sehingga vaksin yang sudah dikembangkan selama ini masih bisa efektif," ujarnya.
Advertisement