Liputan6.com, Jakarta Seorang psikiater muda mencoba melakukan penelitian tentang kebahagian. Penelitian tersebut didasari karena rutinitasnya yang monoton, membuat ia bosan dan perlu mengerti apa itu kebahagian.
Adalah Hector seorang psikiater muda yang melakukan penelitian tersebut. Padahal Hector memiliki kehidupan yang sangat layak dan berkecukupan, seperti apartemen mewah, pekerjaan tetap dan kekasih yang cantik dan pengertian.
Advertisement
Singkat cerita, Hector meninggalkan semuanya termasuk kekasihnya untuk melakukan penelitian menemukan arti kebahagiaan. Hal itu mengharuskan Hector untuk melakukan perjalanan ke beberapa negara. Mulai dari China, Mongolia, Afrika sampai Amerika.
Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan banyak orang yang memiliki sudut pandang berbeda tentang kebahagiaan. Mulai dari bahagia karena banyak uang, bahagia karena alam semesta, bahagia bertemu pasangan sampai bahagia bisa bersama keluarga.
Uniknya, selama penelitiannya, Hector tak sadar bahwa selama melakukan penelitian ia telah berbagi kebahagian ke setiap orang yang ditemui. Ia mampu membuat suasana jadi lebih ceria, bahagia sampai terharu.
Singkat cerita, sampai di Amerika, Hector bertemu dengan seorang profesor yang memiliki alat untuk mengukur kebahagian dari pikiran. Untuk mengukur kebahagiaan Hector harus memikirkan hal-hal yang membuat dirinya sedih dan senang.
Hasilnya, Hector menyadari bahwa kebahagian yang ia cari adalah sosok kekasihnya. Sosok yang selalu menemani dari senang sampai sedih. Sosok yang selalu ada buat dirinya dan selalu mencintainya apa adanya.
Yap, cerita mengenai pencarian arti kebahagiaan Hector merupakan film berjudul ‘Hector and The Search For Happiness’ yang diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama. Dalam film tersebut, diperankan oleh Simon Pegg sebagai Hector dan Rosamund Pike sebagai Clara, kekasih Hector.
Dari cerita itu seharusnya kita menyadari kebahagian itu tidak melulu karena uang. Namun, kebahagian bisa didapat dari orang-orang sekitar, seperti keluarga, sahabat sampai pasangan. Tidak melulu bicara untung, bahagia bisa saja berbincang dengan orang tersayang sampai terbahak-bahak atau makan bersama keluarga walaupun sederhana.
Berbagi kebahagian
Berbagi kebahagian seperti yang dilakukan Hector mungkin bisa kita rasakan. Ibarat seorang kurir datang ke rumah dan teriak “Permisi, Paket!!!”, hal itu mungkin bisa membuat kita bahagia bukan? Soalnya, produk atau kiriman orang tersayang telah datang ke rumah.
Hal langkah mendatangi rumah-rumah pelanggan itulah yang membuat JNE sebagai perusahaan jasa ekspedisi ternama di Indonesia bertahan dan berkomitmen selama 30 tahun. Selama itu pula JNE selalu berbagi kebahagian di setiap kedatangannya.
Mulai dari memberikan paket yang datang tepat waktu, mempermudah pengiriman dengan memiliki cabang yang tersebar di Indonesia, dan memiliki program jasa pengiriman, seperti Harbokir.
Tak hanya berbagi kebahagian terhadap para pelanggannya, JNE juga kerap berbagi kebahagian kepada orang – orang yang berjasa terhadap perusahan tersebut. Mulai dari para pekerja sampai anak yatim piatu.
Sebagai contoh, pada hari jadi JNE ke-29, perusahaan tersebut memberikan sebuah rumah kepada salah satu pekerja dan mengajak para anak yatim piatu untuk belanja kebutuhan pokok.
Presiden Direktur JNE, M. Feriadi mengatakan kegiatan Belanja Bareng Anak Yatim Piatu yang diikuti oleh ratusan anak dari 29 panti asuhan di Jakarta dan sekitarnya.
“Kita ajak mereka—anak yatim piatu—untuk belanja di pasar swalayan sesuai kebutuhan mereka,” tutur M Feriadi dilansir liputan6.com, (2/12/2019).
Tak hanya itu, di beberapa kesempatan JNE juga memberikan kebahagian kepada pelaku UMKM di Indonesia. Perusahan itu mampu mendistribusikan produk pelaku UMKM agar sampai kepada pelanggan tepat waktu.
Semua itu mungkin adalah hal kecil yang diberikan JNE, tetapi bisa berdampak besar kepada seseorang yang menerimannya.
#jne #jne30tahun #connectinghappiness #30tahunbahagiabersama
(*)