Liputan6.com, Jakarta - Perubahan yang sewaktu-waktu bisa terjadi dan penuh ketidakpastiaan. Begitu perjalanan internasional, bahkan domestik, berlangsung selama 2020 akibat pandemi corona COVID-19. Dengan sisa hanya beberapa hari di tahun ini, pola perjalanan di tahun depan tentu menimbulkan tanda tanya besar.
Bersama vaksin COVID-19 yang mulai didistribusikan ke sejumlah negara, harapan perjalanan internasional akan pulih boleh jadi terlihat. Tapi, tidak secepat itu. Pasalnya, ada banyak tahapan sebelum akhirnya suasana sedikit kembali ke pra-pandemi.
Melansir laman Lonely Planet, Senin, 28 Desember 2020, artinya, tetap akan ada banyak pembatasan. Jadi, bersiaplah untuk menambahkan masker, pelindung wajah, maupun cairan disinfektan ke perlengkapan perjalanan Anda.
Baca Juga
Advertisement
Tes COVID-19
Satu hal yang mungkin tak Anda butuhkan, setidaknya hingga mendekati akhir tahun 2021, adalah bukti vaksinasi. CEO Qantas, Alan Joyce, sempat menyebabkan sedikit kehebohan, beberapa bulan lalu, ketika menyebut vaksin mungkin diperlukan untuk naik pesawat.
Tapi, sampai tersedia secara luas, syarat perjalanan itu jadi tak praktis karena menghilangkan sebagian besar pelanggan. Padahal, di sisi lain, maskapai penerbangan begitu ingin kembali mengudara.
Persyaratan yang jauh lebih mungkin adalah menunjukkan hasil negatif COVID-19. Artinya, sebagian besar bandara akan memiliki pusat uji antigen dan PCR.
Perlu disoroti bahwa meski maskapai penerbangan mungkin puas dengan uji antigen negatif, banyak destinasi akan bersikeras meminta pelampiran uji swab PCR negatif. Ini dapat memakan waktu hingga 48 jam untuk diproses dan biaya lebih banyak, meski dengan biaya tambahan Anda bisa mendapatkan hasil hanya dalam lima jam.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Teknologi Jadi Kunci Perjalanan
Teknologi akan jadi lebih penting dari sebelumnya, dan perangkat pintar bakal mengambil peran sentral dalam perjalanan internasional tahun depan. Banyak destinasi akan bersikeras meminta pelancong mengunduh aplikasi tertentu.
Juga, turis diperkirakan akan mengisi ponsel pribadi dengan aplikasi lain yang memberi pemberitahuan terkini tentang penundaan atau wabah lokal. Ini memungkinkan mereka memesan sebelum semuanya jadi kaos, mulai dari makanan hingga kunjungan museum.
Bahkan, telah ada aplikasi baru bernama CommonPass yang memungkinkan wisatawan membawa hasil tes COVID-19 mereka dalam format standar yang mudah dikenali petugas bandara. Itu memastikan pengunjung memenuhi persyaratan masuk destinasi, sekaligus melindungi privasi data kesehatan mereka.
Teknologi juga akan memainkan peran lebih besar dalam perencanaan perjalanan. Gelombang baru perusahaan rintisan menggunakan teknologi digital dan sistem obrolan virtual untuk membantu wisatawan terhubung dengan agen perjalanan lokal demi merencanakan petualangan telah bermunculan.
Advertisement
Prinsip Keberlanjutan
Prinsip keberlanjutan dalam perjalanan juga akan ditampilkan lebih banyak pada 2021. Juliet Kinsman, penulis buku The Green Edit: Travel – Easy Tips for the Eco-Friendly Traveller, menganggap bahwa 2020 memberi alam kesempatan untuk pulih.
Juga, waktu-waktu sekarang telah membuat banyak orang keluar ke alam liar. "Saya pikir kita semua telah terhubung kembali dengan mengapa kita perlu mendukung lingkungan, tidak menyabotnya, dan sigap menangani darurat iklim," tuturnya.
Alhasil, banyak perusahaan yang akan menyesuaikan penawaran mereka. Proyek Explora, misalnya, perusahaan perjalanan petualangan yang berbasis di Prancis ini mengatur perjalanan berpemandu di Eropa. Mereka hanya menggunakan transportasi darat dan pilihan makanan dengan dampak rendah karbon.
Untuk Juliet Kinsman, 2021 diperkirakan sebagai waktu orang-orang berpikir lebih banyak tentang dampak sosial-ekonomi dari setiap keputusan yang mereka buat sebagai konsume. Mereka akan berusaha membelanjakan uang sesuai nilai-nilai mereka.
Namun, "orang suka tawar-menawar," ia memperingatkan, "dan banyak yang akan memiliki lebih sedikit uang tunai, bahkan lebih tertarik untuk mendapatkan penawaran bagus."
Kenaikan Harga
Meski saat ini ada banyak penawaran perjalanan, sebagian besar ahli memperkirakan bahwa begitu publik mulai melakukan perjalanan lagi, harga akan mulai naik. Versi maskapai penerbangan akan "diperkecil," dengan jaringan rute berkurang dan layanan dalam penerbangan berubah.
Krisis akan terus menipis pasar operator, hotel harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk pembersihan, dan asuransi perjalanan, faktor yang mungkin jadi wajib bagi semua pelancong, kemungkinan akan lebih mahal dari sebelumnya.
Namun, meski harga lebih tinggi akan jadi kenyataan dalam jangka pendek hingga menengah, perkiraan jangka panjangnya adalah untuk kembali ke jenis perjalanan global sebelum 2020, mungkin akan terjadi pada pertengahan 2022 atau 2023.
Advertisement