Rancangan Ibu Kota Baru Rampung, Pembangunan Siap Kapan Saja

Pembangunan Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur bisa dilakukan kapan saja sesuai keputusan politik dari Presiden Joko Widodo.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Des 2020, 19:00 WIB
Seorang siswa mencari lokasi calon ibu kota baru pada peta saat kegiatan belajar bertema wawasan Nusantara di SDN Menteng 02, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Kegiatan belajar wawasan Nusantara itu memberitahukan lokasi pemindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur.(merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan rancangan utama dan rencana detail Ibu Kota Negara telah rampung diselesaikan. Sehingga pembangunan Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur bisa dilakukan kapan saja sesuai keputusan politik dari Presiden Joko Widodo.

"Bappenas telah menyelesaikan tugasnya membuat master plan dan detail plan. Kalau keputusan politik ini harus langsung dibangun kita bisa jalan dan kita sudah siap," kata Suharso dalam Konferensi Pers Akhir Tahun Kementerian PPN/Bappenas di Bali, Senin (28/12).

Selain terkait desain Ibu Kota Baru, Bappenas juga telah merampungkan draf Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Baru. RUU tersebut juga sudah masuk dalam antrean Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang selanjutnya akan dibahas di DPR.

"Jadi persiapannya sudah sedemikian rupa. RUU sudah siap, untuk membentuk badan otorita juga sudah siap," kata Suharso.

Bahkan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengatakan tinggal menunggu instruksi dari kepala negara untuk menjalankan program IKN ini. Dia berharap program vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat segera direalisasikan agar proses pembangunan Ibu Kota Negara Bisa dimulai.

Sebab, kata Suharso, dengan dimulainya pembangunan Ibu Kota Negara yang baru ini akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Penyerapan tenaga kerja ini bisa mendorong dan mendongkrang program pemulihan ekonomi nasional yang telah luluh lantak akibat pandemi corona.

"Ini bisa jadi tren dan menciptakan lapangan pekerjaan. Transformasi ekonomi lebih cepat," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Gunakan Energi Konvensional

Sejumlah siswa mencari lokasi calon ibu kota baru pada peta saat kegiatan belajar bertema wawasan Nusantara di SDN Menteng 02, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Kegiatan belajar wawasan Nusantara itu memberitahukan lokasi pemindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur.(merdeka.com/Imam Buhori)

Alasannya lainnya, berbagai produk yang digunakan di Ibu Kota Negara baru tidak boleh lagi menggunakan energi konvensional. Harus menggunakan produk bersih seperti energi baru dan terbarukan. Sehingga penyerapan tenaga kerja dari industri bersih ini akan terbuka.

Hanya saja, pelaksanaan pembangunan Ibu Kota Negara ini bersifat teknokratik. Bisa tetap dilakukan secara hati-hati lantaran tidak akan menguras anggaran APBN. Sebab dalam prosesnya pembiayaan juga datang dari investasi swasta baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Pembiayaan tidak akan menguras APBN dan kita berikan ke swasta baik itu asing atau dalam negeri," kata dia.

Dia menambahkan, pembangunan Ibu Kota Negara ini bisa menjadi destinasi investasi bagi para investor. Sebab tingkat kapitalisasinya akan tinggi dan disukai invetor dunia.

"Ini jadi sebuah destinasi investasi karena tingkat kapitalisasi nya akan tinggi karena semua investor dunia akan cari dengan tempat yang baik dengan return yang tinggi," kata dia mengakhiri.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya