Transaksi Saham Syariah di Pasar Modal Indonesia Naik 26 Persen di 2020

Periode Januari sampai Juni 2020, transaksi saham syariah di BEI mencapai 633 ribu transaksi.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Des 2020, 11:09 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Transaksi saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengalami kenaikan di paruh pertama 2020. Kenaikan transaksi ini cukup tinggi yaitu mencapai 26 persen. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, periode Januari sampai Juni 2020, transaksi saham syariah di BEI mencapai 633 ribu transaksi. Angka tersebut naik 26 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Sampai dengan Juni 2020 peningkatan transaksi saham syariah adalah sebesar 26 persen atau 633.000 transaksi, dibandingkan periode sebelumnya pada 2019 yang hanya sebesar 501.000 transaksi," kata dia dalam acara Sharia Business & Academic Sinergy, yang digelar virtual, Selasa (29/12/2020).

Adapun volume transaksi saham syariah hingga pertengahan tahun 2020 adalah sebesar 6,2 miliar saham. Angka itu meningkat dari 2019 yang hanya mencatatkan sebesar 3,9 miliar saham saja.

"Atau dalam hal ini kenaikan sebesar 57 persen," imbuh dia.

Bendahara Negara itu menambahkan jumlah investor saham syariah per tahun mencapai 108 persen. Namun bila dilihat jumlah pertumbuhan dalam setahun terakhir sampai dengan Juni 2020 jumlah investor saham syariah juga mengalami kenaikan 32 persen dibandingkan dengan posisi sebelumnya pada tahun 2019.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dirut BRI Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari: Saham Syariah Jadi Rebutan Negara Besar

Dirut PT Danareksa Sekuritas (DS) Friderica Widyasari didampingi jajaran direksi memberi keterangan pers mengenai kinerja perusahaan dan perkenalan manajemen baru di Jakarta, Senin (2/3/2020). BRI mengakuisisi 67% DS pada akhir 2018 sebesar 67%. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi menganggap jelang tutup tahun 2020 ini merupakan momentum tepat bagi kebangkitan ekonomi syariah di Indonesia.

Friderica menceritakan, jika berkaca pada kurun waktu 10 tahun ini, perkembangan ekonomi syariah terbilang mandek, meski sudah banyak gerakan-gerakan ekonomi syariah baik untuk produk halal dan sebagainya.

"Soal syariah, ini suatu fenomena yang luar biasa. Itu enggak berubah-ubah, mungkin satu dasawarsa enggak berubah. Tapi belum dapat momentum seperti sekarang," ungkapnya dalam sesi webinar, pada Jumat 18 Desember 2020.

"Memang kalau kita lihat sesuatu memang harus ada momentumnya. Sekarang itu momentum kebangkitan ekonomi syariah," ujar Friderica.

Penilaian ini diberikannya lantaran produk syariah saat ini digemari berbagai konsumer dari lintas agama. Friderica mencontohkan, produk saham syariah kini jadi rebutan di negara-negara besar seperti Inggris.

"Itu tidak hanya digemari oleh investor syariah, tetapi kebanyakan investor-investor seperti di Inggris, yang merupakan salah satu pusat ekonomi syariah di dunia," ucap dia.

"Banyak sekali investor yang menggemari produk syariah. Karena dikatakan lebih prudent, mengedepankan social environment and governance investment dan sebagainya. Kita lihat di Indonesia juga semakin luar biasa," sambungnya.


Saham Syariah di BEI

Catatan tersebut didukung oleh data milik IDX Islamic, dimana jumlah saham syariah di Bursa Efek Indonesia meningkat signifikan tiap tahunnya. Selama 10 tahun sejak 2011 hingga Oktober 2020, jumlah saham syariah meningkat 90,3 persen menjadi 451 saham dibandingkan 237 saham pada 2011.

Hingga Oktober 2020, jumlah saham syariah yang tercatat di BEI mencapai 451 saham, atau 63,61 persen dari total efek yang dicatatkan sebanyak 709 saham.

Sementara nilai kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 3.062 triliun, atau 51,4 persen dari total kapitalisasi pasar saham Indonesia sebesar Rp 5.958 triliun.

"Artinya jumlah saham syatiah sudah lebih dari 60 persen. Kapitalisasi pasar juga 50 persen terdiri dari saham syariah," tutup Friderica. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya