Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku menerima perlakuan tidak menyenangkan dari berbagai pihak saat terjun mengusut kasus penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek. Salah satunya lewat praktik doxing.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyayangkan adanya serangan terhadap personal Komnas HAM lewat penyebaran informasi pribadi untuk penggiringan opini.
Advertisement
"Belakangan muncul tindakan-tindakan doxing dan serangan terhadap personality anggota Komnas HAM. Komnas HAM berharap kepada publik untuk berpartisipasi aktif dalam menyebarkan narasi positif yang bisa dipertanggungjawabkan sumber dan faktanya," tutur Choirul dalam keterangannya, Selasa (29/12/2020).
Menurut Choirul, hal lain yang menimpa Komnas HAM adalah banyaknya pemberitaan bohong alias hoaks terkait hasil investigasi kasus penembakan enam Laskar FPI. Keseluruhannya pun tersebar di berbagai platform media sosial.
"Adanya pemberitaan yang mencampuradukkan berita lain yang seolah-olah bagian dari berita dalam konteks peristiwa ini. Muncul juga informasi yang membandingkan tindakan Komnas HAM dengan kasus yang lain, padahal kasus yang lain juga ditangani oleh Komnas HAM secara transparan," jelas dia.
Salah satunya adalah hoaks bahwa Komnas HAM menemukan adanya rumah penyiksaan yang digunakan aparat kepolisian dalam kasus penembakan Laskar FPI.
"Jadi kalau ada informasi. Saya pastikan Komnas HAM tidak pernah menemukan rumah tempat penyiksaan. Sampai saat ini kami masih berproses mendetailkan semua peristiwa," kata Choirul.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Selalu mengeluarkan rilis resmi
Menurut Choirul Anam, pihaknya selalu mengeluarkan rilis resmi baik itu melalui konferensi pers atau pun keterangan tertulis terkait transparansi hasil investigasi kasus penembakan Laskar FPI.
"Statement itu tidak tepat, tidak pernah kamu sampaikan," ujar dia.
Wakil Ketua Komnas HAM Amiruddin menambahkan, dalam proses penyelidikan kasus penembakan Laskar FPI ini tim menemukan sejumlah fakta. Salah satunya bahwa ada sejumlah pihak yang sengaja menyebarkan hoaks atas investigasi kasus itu.
"Bahkan belakangan sampai menyerang personal Komnas HAM. Saya harapkan ini dihentikan," tandas Amiruddin.
Advertisement