Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kasus parodi lagu Indonesia Raya di YouTube membuat geram netizen Indonesia. Meski demikian, pemerintah memberi himbauan agar warga negara Indonesia atau WNI di Malaysia tidak ikut terprovokasi.
KBRI Kuala Lumpur mengapresiasi masyarakat yang sejauh ini tetap tenang. Selain itu, kedubes menyebut bahwa investigasi sudah dilakukan pihak berwajib.
Baca Juga
Advertisement
"Masyarakat Indonesia di Malaysia alhamdulillah tenang dan mampu menahan diri terhadap masalah ini," ujar Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya (Korfungsosbud) di KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar, kepada Liputan6.com, Selasa (29/12/2020).
Saat ini, ada sekitar 3,5 juta WNI yang berada di Malaysia. Yoshi mengakui jumlah WNI di Malaysia sangatlah banyak.
Mengingat kedekatan hubungan antar kedua negara, KBRI Malaysia meminta masyarakat untuk berpikir jernih dan melihat kepentingan bilateral yang lebih besar.
"Agar tidak terprovikasi dan melihat kepentingan yang lebih besar hubungan baik antara kedua negara dan kedua masyarakat," pungkas Yoshi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kemlu Antarkan Anak-anak TKI di Malaysia Lanjutkan Studi ke Indonesia
Salah satu bukti dekatnya hubungan Malaysia dan Indonesia adalah dalam bidang edukasi.
Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau membantu mengantar 58 pelajar dari Sabah, Malaysia, untuk melanjutkan studi di Indonesia. Murid-murid itu merupakan lulusan Community Learning Center (CLC) di Sabah.
Pelajar di CLC Sabah merupakan pusat pembelajaran bagi anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran yang berada di daerah tersebut. Kemlu lantas membuka jalur agar mereka turut bisa belajar di Indonesia.
Mereka akan disebar ke wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Lampung, dan berbagai wilayah Jawa.
Menurut laporan Kemlu.go, Senin 28 Desember 2020, ada 603 pelajar yang akan dikirim ke Indonesia untuk belajar.
Sebanyak 58 pelajar yang berangkat pertama akan ditempatkan ke beberapa sekolah di Kalimantan Utara, yakni: SMKN 1 Sebatik Barat sebanyak 29 pelajar, SMKS Mutiara Bangsa sebanyak 13 pelajar, SMA Santo Gabriel sebanyak 11 pelajar dan SMKN 1 Nunukan sebanyak 5 orang pelajar.
Selanjutnya akan ditempatkan di sekolah mitra selain Kalimantan Utara yakni Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Lombok, Banten, dan Lampung.
Advertisement
Lulusan CLC Tampak Antusias
Jalur pendidikan saat ini menjadi salah satu alternatif yang memungkinkan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) yang kebanyakan lahir dan besar serta tinggal bersama orangtua mereka yang bekerja di perkebunan sawit di Sabah, untuk dapat kembali ke tanah air (repatriasi) secara legal.
Kemlu berharap fasilitasi pendidikan ini dapat membantu anak-anak meraih masa depan yang lebih baik sehingga dapat mengangkat derajat kehidupan keluarga dan dapat memutus rantai kemiskinan.
Selain itu juga melalui program repatriasi di bidang pendidikan ini turut mengurangi jumlah pekerja ilegal di luar negeri.
Para murid-murid juga sudah melakukan tes COVID-19 sebelum datang ke Indonesia. Mereka pun tampak tertib mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker.