Warga Inggris Bakar 159 BTS 5G Gara-Gara Dianggap Sebar Covid-19

Sebanyak 159 BTS 5G di Inggris dibakar karena dianggap sebagai penyebar Covid-19.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Des 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 159 menara BTS 5G (Base Trainsceiver Service) di Inggris dibakar massa gara-gara disebut sebagai penyebar Covid-19.

Anggapan yang keliru ini membuat BTS 5G di Inggris dibakar oleh massa. Parahnya menurut British Communications Authority, total jumlah menara BTS 5G yang dibakar mencapai 159 BTS.

Mengutip Gizchina, Rabu (30/12/2020), otoritas telekomunikasi Inggris ini memperkirakan, akibat perusakan ratusan BTS ini, total waktu downtime BTS mencapai 170.000 jam.

Kendati banyak BTS 5G yang dibakar massa, jumlahnya dilaporkan menurun dibandingkan sebelumnya.

Dalam laporan tahunan yang menilai kondisi jaringan fix dan mobile, regulator mengungkap, skala kerusakan infrastruktur seluler disebabkan oleh klaim berdasar (teori konspirasi anti-5G) di tahun 2020 ini.

"Sejak tahun ini, ada banyak klaim tak berdasar (terkait dengan pandemi) yang beredar terutama di media sosial. Sebelumnya ada juga klaim palsu yang menyebut radiasi electromagnetif field (EMF) dari menara BTS 5G berakibat buruk pada kesehatan," kata British Communication Authority.


Layanan Internet Masih Bisa Digunakan

Pemandangan Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen di London, Inggris (18/3/2020). PM Inggris Boris Johnson mengatakan seluruh sekolah akan ditutup mulai Jumat (20/3) setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi total 2.626 kasus infeksi COVID-19 dan 104 kematian. (Xinhua/Tim Ireland)

Seiring dengan menyebarnya pandemi Covid-19, laporan di Inggris dan beberapa negara lain juga menunjukkan perusakan dilakukan secara disengaja, dengan dalih 5G sebagai penyebar Covid-19.

Laporan ini juga menunjukkan jaringan mobile dan fix di Inggris masih tetap bisa digunakan selama pandemi. Meski ada tantangan di lingkungan sekitar, proses pembangunan jaringan 5G di negara itu tetap dilanjutkan.

Menurut perkiraan, pada akhir 2020, empat operator di Inggris akan memiliki 3.000 site BTS 5G. Jumlah ini 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan akhir 2019.

Kendati tidak ada bukti ilmiah terkait teori konspirasi ini, banyak BTS 5G di Inggris yang telah dibakar.

Teori konspirasi menyebar dengan cepat di media sosial. Hal ini pun memaksa FEMA dan FCC untuk membuat pernyataan bahwa teknologi 5G tidak akan menyebabkan penyebaran Covid-19.

Semua teori konspirasi yang mencoba menghubungkan teknologi 5G dengan virus corona pun tidak pernah terbukti kebenarannya.

Kalau boleh dirunut, virus corona juga menyebar di negara-negara yang belum menggelar layanan 5G.

 


Tak ada Bukti Ilmiah

Pemandangan Piccadilly Circus di London, Inggris (18/3/2020). PM Inggris Boris Johnson pada Rabu (18/3) mengatakan seluruh sekolah akan ditutup mulai Jumat (20/3) setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi total 2.626 kasus infeksi COVID-19 dan 104 kematian akibat penyakit tersebut. (Xinhua/Tim Irelan

Kendati tidak ada bukti ilmiah terkait teori konspirasi ini, banyak BTS 5G di Inggris yang telah dibakar.

Teori konspirasi menyebar dengan cepat di media sosial. Hal ini pun memaksa FEMA dan FCC untuk membuat pernyataan bahwa teknologi 5G tidak akan menyebabkan penyebaran Covid-19.

Semua teori konspirasi yang mencoba menghubungkan teknologi 5G dengan virus corona pun tidak pernah terbukti kebenarannya.

Kalau boleh dirunut, virus corona juga menyebar di negara-negara yang belum menggelar layanan 5G.

(Tin/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya