Liputan6.com, Jakarta - Selama pandemi covid-19, pemerintah Indonesia memberikan banyak bansos (bantuan sosial) kepada masyarakat. Namun, ada banyak informasi hoaks soal bansos yang beredar di media sosial.
Berikut ini Cek Fakta Liputan6.com merangkum beberapa hoaks soal bansos.
Advertisement
1. Klaim Bansos Terbengkalai di Pulogadung
Sebuah video yang diklaim puluhan ribu paket bansos terbengkalai hingga kedaluwarsa beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan akun Facebook Mak News Channel pada 22 Desember 2020.
Dalam video berdurasi 12 detik itu, tampak sebuah ruangan dipenuhi tumpukan paket bansos. Akun Facebook Mak News Channel menyebut bahwa tumpukan bansos yang terbengkalai itu sudah kedaluwarsa.
"Semoga secepatnya mendapat balasan. 50 Ribu Paket Bansos Terbengkalai di Gudang, Berasnya Kedaluwarsa. Sebanyak 50 ribu paket sembako ditemukan menumpuk di sebuah gudang di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Ribuan paket sembako program bantuan
Semoga secepatnya mendapat balasan.50 Ribu Paket Bansos Terbengkalai di Gudang, Berasnya Kedaluwarsa.
Sebanyak 50 ribu paket sembako ditemukan menumpuk di sebuah gudang di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Ribuan paket sembako program bantuan Presiden Joko Widodo tersebut diduga terbengkalai sampai kedaluwarsa karena tak kunjung disalurkan," tulis akun Facebook Mak News Channel.
Konten yang disebarkan akun Facebook Mak News Channel telah 26 kali ditayangkan dan mendapat 1 komentar warganet.
Baca artikel soal hoaks bansos selengkapnya di tautan ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
2. Klaim Ganjar Pranowo Ingkar Janji Berikan Bansos untuk Warga Jateng di Jakarta
Beredar klaim Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingkari janji pemberian bantuan sosial (bansos) untuk warga Jawa Tengah yang merantau ke Jakarta.
Klaim tersebut diunggah akun Facebook Fakta Anies Baswedan, pada 28 Mei 2020.
Berikut isinya:
Pemprov DKI Tunaikan Janji Bansos, Netizen Tagih Janji Ganjar Bagi Sembako di DKI
Sejak April 2020 Gubernur Jawa Tengah dengan jumawanya berjanji memberikan bantuan kepada warga Jawa Tengah yang berdomisili di DKI Jakarta. Sebagai politisi ini tentu menguntungkan citranya, namun buat apa masih ngotot pencitraan di tengah situasi pandemi?
Sungguh sesumbar Ganjar, padahal angka kemiskinan di Jawa Tengah masih 10,58% jauh lebih tinggi dibandingkan DKI Jakarta yang hanya di kisaran 3,42%. Penghasilan rata-rata penduduk Jawa Tengah juga hanya Rp 1,9 juta saja jauh lebih rendah dari UMP DKI Jakarta yang di atas Rp 4 juta. Logika yang benar dan yang terjadi memang justeru Anies Baswedan yang akhirnya membantu warga Jateng yang berdomisili di DKI Jakarta.
Senyata yang terjadi adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyalurkan bantuan sosial ( bansos) kepada penduduk non-KTP DKI Jakarta yang berdomisili dan beraktivitas di Jakarta.
Di antaranya adalah kepada 7.558 orang wargaJawa Tengah yang berdomisili di Jakarta dan 55.599 orang pengemudi Gojek.
Kebaikan Gubernur Anies Baswedan yang membantu warga Jateng di masa krisis pandemi ini dijelaskan oleh Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, penyerahan bansos kepada warga Jawa Tengah yang berada di Jakarta dilakukan karena mereka diminta untuk tidak mudik.
"Kami pun berkomitmen bagaimana kami bisa membantu dengan pemberian bantuan sosial ini. Sehingga, tidak hanya bagi masyarakat ber-KTP DKI Jakarta, tapi juga non-KTP DKI Jakarta yang terdampak secara ekonomi turut mendapat bantuan ini," ucap Sri, Rabu (20/5/2020).
Sungguh mulia hati seorang pemimpin seperti Anies Baswedan. Ia dengan tegas memberikan peringatan agar warga tidak mudik, namun juga memberikan perhatian dan bantuan sosial. Ini kontras dengan kelakukan Ganjar yang sok jagoan, apa yang dikatakan bisa saja omong kosong, bahkan media menyambutnya seolah mendukung.
Banyak pemberitaan yang mengangkat Ganjar dan merendahkan Anies. Misalnya beberapa media bahkan memuat berita yang berjudul sama yakni "Janji Pemprov DKI Jakarta Tak Kunjung Datang, Pemprov Jateng Kirim Puluhan Ribu Bantuan".
Ada pula "Pemerintah DKI tak Menepati Janji Akhirnya Ganjar Bertindak Sendiri," sungguh congkak, dan sebenarnya mengundang tawa jika saat ini melihat kenyataannya karena belum sampai Bansos dari Ganjar buat warganya yang ada di Jakarta, Bansos Pemprov DKI malah lebih dulu sampai.
Lalu apa manfaatnya Ganjar berkoar-koar akan bantu warganya di Jakarta? Tentu saja ini bentuk pencitraan saja, apalagi para Buzzer sengaja menghembuskan berita hoaks itu agar ditelan mentah-mentah oleh masyarakat.
Contohnya akun Twitter bodong @woelannn yang setiap hari menyanjung Ganjar setinggi langit mengatakan, " Sementara ada Gubernur yang ribut masalah dana bansos dan minta-minta kepada pusat, Gubernur Jateng @ganjaroranowo malah menolak saat ditawari bantuan oleh Presiden @jokowi. Menurut Ganjar sudah selayaknya daerah tidak lagi membebani pemerintah pusat."
Pujian pepesan kosong itu tentu saja bagai jauh panggang dari api, tidak sesuai kenyataan. Penerima bansos di Jateng justru pernah tidak tepat sasaran hingga 40%, sangat fatal dan memalukan. Akhirnya bantuan dari Kemensos yang diandalkan.
Tapi di atas itu semua, tetap bersyukur karena Anies menepati janjinya membantu warga di Jakarta tanpa melihat KTP, semua diperhatikan. Proses penyalurannya pun rapih.
Untuk diketahui Pelaksanaan kegiatan bansos ini sebagai implementasi dari Pergub Nomor 33/2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Penanganan Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta, sehingga ada dasar hukumnya yang jelas, bukan bekal omongan semata tanpa tindakan.
Adapun mekanisme penyaluran bansos bagi warga Jawa Tengah dilakukan secara bersama-ama dengan Perwakilan Kantor Penghubung Provinsi Jawa Tengah yang ada di Jakarta. Sedangkan, penyaluran bagi pengemudi Gojek bekerja sama dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek).
Proses distribusi dilakukan selama dua hari di 5 wilayah Kota Administrasi dibantu oleh Suku Dinas Sosial masing-masing wilayah. Sementara, untuk distribusi bansos bagi pemelihara tempat-tempat ibadah dilakukan atas kerja sama dengan DMI, PGPI, PHDI, Walubi dan Matakin.
Melihat itu semua sudah kita membuka mata mana yang hanya pencitraan dan mata yang nyata berbuat untuk kemanusiaan!
Oleh Akbar Farizi, Netizen.
Advertisement
3. Klaim Link Daftar Penerima Bansos untuk Warga DKI Jakarta
Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait bantuan sosial di DKI Jakarta. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan ini.
Dalam pesan tersebut berisi daftar penerima bantuan sosial sebesar Rp. 300 ribu yang akan diberikan dalam bentuk uang tunai mulai Januari 2021. Bantuan tersebut juga rencananya akan dibagikan hingga enam bulan.
Selain itu para penerima bantuan juga bisa mengetahui informasinya dengan mengklik tautan https://corona.jakarta.go.id/informasi bantuan sosial.
4. Klaim Mensos Tri Rismaharini Bakal Hapus BLT
Beredar di media sosial postingan terkait Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang akan dihapus Menteri Sosial Tri Rismaharini. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu akun yang membagikannya adalah bernama Riri Raja Rangga. Dia mempostingnya pada 24 Desember 2020.
Dalam postingannya terdapat tangkapan layar artikel berita berjudul "Gawat! Semua BLT akan Dihapus Kedepannya, Ini Penjelesen Mensos Risma"
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.