Mutasi Virus Corona COVID-19 dari Afrika Selatan Muncul di Australia

Mutasi COVID-19 dari Afrika Selatan berbeda dari varian yang muncul di Inggris, dan kini telah menyebar hingga Australia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Des 2020, 12:43 WIB
Seorang penggali makam menyiapkan kuburan baru di Pemakaman Motherwell di Port Elizabeth, Afrika Selatan pada 4 Desember 2020. Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize pada Rabu (9/12/2020) mengumumkan negara itu sekarang sedang mengalami gelombang kedua Covid-19. (AP Photo/Theo Jeftha)

Liputan6.com, Brisbane - Mutasi COVID-19 juga terjadi di Afrika Selatan. Varian bernama 501.V2 itu telah menyebar hingga Australia.

Dilaporkan ABC Australia, Rabu (30/12/2020), kasus itu ditemukan di Queensland pada seorang perempuan yang sedang karantina di hotel. Wanita itu tiba dari Afrika Selatan pada 22 Desember.

Otoritas kesehatan Australia pada Selasa 29 Desember mengumumkan bahwa perempuan itu terinfeksi varian baru COVID-19 dari Afrika Selatan. Ini adalah kasus pertama di Australia.

Penumpang lain yang satu pesawat dengannya kini sedang diawasi oleh otoritas kesehatan. Perempuan tersebut dirawat di Sunshine Coast University Hospital.

Chief Health Officer Queensland, Jeannette Young, berkata varian baru ini mengkhawatirkan karena dipercaya lebih menular ketimbang COVID-19 biasa.

Pakar virus Kirsty Short dari Universitas Queensland berkata varian baru ini perlu penelitian lebih lanjut, meski ia berkata virusnya memang lebih menular.

"Segala yang kami tahu tentang virusnya adalah masih sama, itu mungkin hanya sedikit lebih menular," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Bisa Dilawan Vaksin

Seorang penggali makam melihat ke dalam kuburan di Pemakaman Motherwell di Port Elizabeth, Afrika Selatan pada 4 Desember 2020. Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize pada Rabu (9/12/2020) mengumumkan negara itu sekarang sedang mengalami gelombang kedua Covid-19. (AP Photo/Theo Jeftha)

Dr. Kirsty Short berkata vaksin COVID-19 tetap ampuh pada varian baru COVID-19. Hal itu berdasarkan bukti-bukti awal.

"Tidak mungkin bagi satu mutasi untuk membuat perbedaan besar pada biologi fundamental virusnya," ujarnya.

Meski begitu, Dr. Short menyebut virusnya akan sedikit lebih sulit dikendalikan.

Sebelumnya, Pfizer dan Moderna juga telah berkata vaksin mereka bisa ampuh melawan varian baru COVID-19 dari Inggris.


Hadang di Perbatasan

Seorang penari balet berpose dalam gelembung plastik raksasa saat menghibur warga yang berbelanja menjelang libur Natal di tengah pandemi Covid-19 di Melbourne, Australia pada 13 Desember 2020. (Photo by William WEST / AFP)

Otoritas kesehatan Queenland berkata virus baru ini memberikan "risiko sangat rendah" bagi masyarakat. Pasalnya, pasien sudah lebih dulu dikarantina dan penangangannya sesuai protokol kesehatan.

"Publik seharusnya tidak khawatir, kita ingin menghentikan ini di perbatasan," ujar Profesor Nigel McMillan dari Universitas Griffith.

Profesor McMillan juga berkata protokol yang dilakukan di Queensland dilakukan dengan baik, seperti ketika memindahkan pasien karantina dari hotel ke rumah sakit. Hal itu mencegah penyebaran di lokasi hotel karantina.


Infografis COVID-19:

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya