Menperin Optimis Ekonomi Bakal Tumbuh 5,5 Persen di 2021

Optimisme pemerintah mengejar laju pertumbuhan sebesar 5,5 persen di 2021 juga sejalan dengan proyeksi pertumbuhan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2020, 13:20 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (5/6/2020). (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bakal berada di 5,5 persen. Optimisme tersebut tidak lepas dari seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah di tahun depan.

"Dengan berbagai kombinasi kebijakan dan peluang yang kita manfaatkan secara optimal, maka diharapkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di sekitaran atau kisaran 4,5 hingga 5,5 persen di tahun 2021," kata dia dalam diskusi FMB Menjaga Laju Keberlangsungan Industri di Tengah Pandemi, Rabu (30/12).

Dia menambahkan, optimisme pemerintah mengejar laju pertumbuhan sebesar 5,5 persen di 2021 juga sejalan dengan proyeksi pertumbuhan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional. Misalnya Sadiah OECD memproyeksikan ekonomi 2021 sebesar 4,0 persen dan ADB 5,3 persen.

Selain itu juga World Bank memperkirakan ekonomi tahun depan bakal berada di kisaran 4,4 persen. Kemudian ia memperkirakan sebesar 6,1 persen dan Bloomberg Median sekitar 5,6 persen.

"Sementara untuk APBN yang sudah ditetapkan pertumbuhannya sebesar 5,0 persen," jelas dia.

Sebelumnya, Agus menyebut, ada beberapa strategi pemulihan ekonomi yang akan dilakukan pemerintah di tahun depan atau 2021. Salah satunya adalah melakukan proses vaksinasi.

"Pemilihan ekonomi nasional di masa pandemi adalah pelaksanaan vaksinasi itu sendiri," kata dia dalam diskusi FMB Menjaga Laju Keberlangsungan Industri di Tengah Pandemi, Rabu (30/12).

Dia menambahkan, selain proses vaksinasi driver yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di 2021 yakni implementasi daripada Undang-Undang Cipta Kerja. Lalu melanjutkan program pemulihan ekonomi (PEN) yang sudah digencarkan di 2020.

"Selain itu sejumlah strategi lainnya selalu kami siapkan yaitu salah satunya dengan melanjutkan program-program yang ada di komite PEN atau penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.

Sebagai langkah pemulihan, pemerintah juga akan melanjutkan dukungan kebijakan untuk pemberdayaan UMKM. Tak hanya itu pemerintah juga melakukan penyusunan daftar prioritas investasi (DPI) serta pembentukan lembaga pengelola investasi atau LPI.

Sedangkan pengungkit pertumbuhan ekonomi lainnya, adalah program ketahanan pangan, pengembangan kawasan industri, mandatory B30, program padat Karya. "Dan tentu yang tidak kalah penting program pengembangan ekonomi digital," jelasnya.

Dia menambahkan, optimisme dalam memanfaatkan peluang-peluang pemulihan ekonomi tersebut, tentu didasari dengan strategi pemulihan ekonomi melalui kebijakan dan program yang telah disusun oleh pemerintah. Dengan cara bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Indonesia Butuh Investasi Rp 5.900 Triliun Agar Ekonomi Tumbuh 5 Persen di 2021

Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pandemi Covid-19 berkepanjangan telah meluluh lantahkan perekonomian Indonesia pada 2020 ini. Namun, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan kembali bangkit pada 2021 mendatang.

Plt Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti memperkirakan, pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di kisaran 4,5-5,5 persen dengan titik tengah 5 persen di tahun depan.

Namun, menurut perhitungannya, Indonesia butuh pemasukan investasi hingga Rp 5.900 triliun agar pertumbuhan ekonominya jadi 5 persen.

"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5 persen, dibutuhkan investasi sebesar 5.800 triliun sampai 5.900 triliun," kata Amalia dalam sesi teleconference, Selasa (22/12/2020).

Menurut catatan Bappenas, Amalia melanjutkan, kebutuhan investasi tersebut sebagian besar akan dikontribusikan oleh sektor swasta. "Dengan demikian, sektor swasta memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kita di 2021," sambungnya.

Amalia pun meyakini, pemasukan investasi Indonesia pada 2021 nanti akan mengalami pemulihan, dengan pertumbuhan 6,4 persen. Sehingga peran investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan memberikan kontribusi 31,5 persen.

Dia pun berharap, investasi domestik terus meningkat, dengan perkiraan nilai penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN) untuk industri pengolahan mencapai Rp 270 triliun.

"Tentunya ini akan didukung implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, dan iklim ketenagakerjaan yang kondusif terhadap investor," ujar Amalia. 


Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi

Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya