Liputan6.com, Kairo - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengumumkan bertambahnya kasus WNI yang terkena COVID-19 di luar negeri. Kasus dari Timur Tengah masih terus bertambah seperti yang terjadi di Mesir.
Pada Rabu (30/12/2020), ada tambahan kasus dari Italia, namun mayoritas berasal dari Timur Tengah: Mesir, Sudan, dan Yordania.
Baca Juga
Advertisement
Mesir mencatat penambahan tertinggi, yaitu 8 kasus baru. Secara kumulatif ada 25 kasus di Mesir dengan rincian 15 sembuh dan 10 dirawat.
"Total WNI terkonfirmasi di luar negeri adalah 2.472: 1.714 sembuh, 164 meninggal dan 594 dalam perawatan," tulis akun @Kemlu_RI.
Ada penambahan yang cukup mencolok pada daftar hari ini. Italia memiliki 21 WNI sembuh dan 1 stabil, angka itu melonjak dari angka kemarin yang 5 sembuh dan 4 stabil. Pasien positif pun tampak tak terdata hingga sembuh.
Hal serupa terjadi di Sudan. Sehari sebelumnya, ada 12 WNI dirawat dan 6 sembuh. Kini, jumlahnya ada 21 WNI sembuh dari COVID-19.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Peta Penyebaran
Berikut peta sebaran WNI yang terkena COVID-19 di luar negeri per Rabu (30/12/2020:
Advertisement
Ada Mutasi Baru dari Afrika Selatan
Mutasi COVID-19 juga terjadi di Afrika Selatan. Varian bernama 501.V2 itu telah menyebar hingga Australia.
Dilaporkan ABC Australia, Rabu (30/12/2020), kasus itu ditemukan di Queensland pada seorang perempuan yang sedang karantina di hotel. Wanita itu tiba dari Afrika Selatan pada 22 Desember.
Otoritas kesehatan Australia pada Selasa 29 Desember mengumumkan bahwa perempuan itu terinfeksi varian baru COVID-19 dari Afrika Selatan. Ini adalah kasus pertama di Australia.
Penumpang lain yang satu pesawat dengannya kini sedang diawasi oleh otoritas kesehatan. Perempuan tersebut dirawat di Sunshine Coast University Hospital.
Chief Health Officer Queensland, Jeannette Young, berkata varian baru ini mengkhawatirkan karena dipercaya lebih menular ketimbang COVID-19 biasa.
Pakar virus Kirsty Short dari Universitas Queensland berkata varian baru ini perlu penelitian lebih lanjut, meski ia berkata virusnya memang lebih menular.
"Segala yang kami tahu tentang virusnya adalah masih sama, itu mungkin hanya sedikit lebih menular," ujarnya.
Infografis COVID-19:
Advertisement