Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta agar Dinas Kesehatan (Dinkes) mempersiapkan daftar rincian kebutuhan pendukung vaksinasi Covid-19. Hal tersebut berdasarkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2020 tentang Persiapan Penyelenggaraan Vaksin Covid-19.
Ingub tersebut ditandatangani oleh Anies Baswedan pada 18 Desember 2020.
Advertisement
"Kepala Dinas Kesehatan, mempersiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana pendukung pelaksanaan vaksin di seluruh fasilitas kesehatan," kata Anies dalam Ingub tersebut, Rabu (30/12/2020).
Dinas Kesehatan juga diminta untuk mengumpulkan data dan informasi terkait pelaksanaan vaksin. Kemudian melaksanakan kebijakan teknis pelaksanaan, dan mengoordinasikan pelaksanaan vaksin Covid-19.
Anies juga menginstruksikan kepada Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik agar menyediakan aplikasi pendukung pelaksanaan vaksin, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai vaksin Covid-19.
Anies kemudian meminta agar Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk melakukan pendataan sasaran penerima vaksin Covid-19.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menkes: Indonesia Butuh 426 Juta Dosis Vaksin Covid-19
Sebelumnya, Pemerintah akan membeli 426 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) melalui berbagai jalur pengadaan. Hal ini untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) sehingga pandemi Covid-19 dapat berakhir.
Jumlah itu berdasarkan perhitungan bahwa 181 juta masyarakat Indonesia harus divaksin agar tercapai herd immunity.
Adapun satu orang harus disuntik 2 kali sehingga total vaksin yang harus dibeli sebanyak 426 juta dosis.
"Dengan memperhitungkan bahwa 1 orang membutuhkan 2 dosis dan memperhitungkan guideline WHO kita persiapkan 15 persen cadangan maka total vaksin yang diperlukan ada sekitar 426 juta dosis vaksin," jelas Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).
Dia mengatakan terdapar 5 jalur pengadaan vaksin Covid-19 yang ditempuh Indonesia, dimana 4 diantaranya bersifat bilateral sementara sisanya multilateral.
Pengadaan vaksin dari kerja sama bilateral antara lain, kontrak 125 juta dosis vaksin dari Sinovac.
Pemerintah juga telah meneken kontram 100 juta dosis vaksin dari Novavax, 100 juta dosis dari AstraZeneca, dan 100 juta dosis dari Pfizer.
Dengan begitu, diharapkan kebutuhan 426 juta dosis vaksin untuk masyarakat Indonesia terpenuhi.
"Jadi total sekitar 400 juta dosis vaksin, 100 juta akan didatangkan dari cina, 100-an juta dari Novavax perusahaan Amerika-Kanada, 100 juta dari AstraZeneca perusahaan dari London, Inggris, 100-an juta lagi dari Pfizer, gabungan Jerman-Amerika," tutur Budi.
"Diharapkan vaksin-vaksin datang secara bertahap ke Indonesia dan segera melakukan penyuntikan seluruh rakyat Indonesia yang 181 juta," sambung dia.
Advertisement