Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kondisi pandemi Covid-19, pembinaan secara masif terus dilakukan PT Pertamina (Persero) kepada UMKM binaan melalui Program Kemitraan. Sejumlah program terus disusun untuk mendorong agar UMKM dapat naik kelas. Selain itu juga menerapkan pembinaan berbasis roadmap dimulai dari kondisi tradisional, menjadi Go Modern, Go Digital, Go Online, hingga Go Global.
Serangkaian tahapan pembinaan ini telah diterapkan oleh salah satu UMKM binaan Pertamina yakni Abdul Rahmat. Siapa sangka, menggeluti usaha dibidang kuliner pisang goreng membuat dirinya bisa meraup untung sekitar Rp 5 juta per harinya. "Setiap hari kami melayani pesanan kurang lebih 1.000 buah pisang kipas, kadang lebih," ujarnya.
Advertisement
Sebelumnya, Abdul Rahmat bersama istrinya, hanyalah pemasok pisang kepok dari Bengkulu ke Pekanbaru. Ia mengecer ke pedagang gorengan. Namun, ia justru melihat para pelanggannya tampak semakin maju dan sukses, punya rumah, mobil usahanya bertambah dan sebagainya. Melihat itu, pria yang hanya lulusan SMA tersebut mulai memutar otaknya untuk berpikir bagaimana caranya ikut ketularan berhasil.
"Pertama saya belajar mengiris pisang dulu, agar bisa tipis dan berbentuk kipas. Selanjutnya belajar meracik bumbu tepung pisang kipas agar gurih, renyah dan nikmat seperti sekarang. Itu butuh uji coba berbulan-bulan. Hingga memunculkan rasa yang khas seperti tekstur yang dimiliki Pisang Kipas 50 Gold kini," ujar Abdul Rahmat.
Abdul Rahmat untuk produk Pisang Kipas 50 Gold kini menyediakan dua varian yakni matang dan setengah matang. Yang setengah diciptakan khusus untuk oleh-oleh, dan bisa bertahan dua hari disimpan dalam freezer sebelum digoreng matang. Sementara untuk harga bertingkat tergantung ukuran mulai dari kecil di ecer Rp2.000 per buah, hingga paling besar Rp5.000 per buah.
Menjadi mitra binaan Pertamina, usaha yang berbasis di Jalan Sultan Syarif Qasim no 30b, Kota Pekanbaru, Riau ini semakin ramai dan sukses. "Kami sangat berterima kasih kepada Pertamina, karena banyak sekali membantu, hingga bisnis ini maju dan terkenal. Begitu juga permintaan datang dari luar kota, karena orang-orang di Pertamina, selalu memperkenalkan produk Pisang Kipas 50 Gold ke pada para tamu," tuturnya.
Ada salah satu sebab dibalik ramainya pesanan pisang kipas miliknya, yakni kecepatan teknik dalam melayani pelanggan. Terutama semenjak Rahmat mengganti bahan bakar menggoreng pisang semula dari LPG melon 3 kg menjadi Bright Gas ukuran 5,5 kg atau 12 kg. "Kalau pakai tabung 3 kg, mana cukup manasin minyak goreng dalam kuali ukuran 28 liter. Maka pakai si "pinky" pas, cukup untuk menggoreng ribuan pisang satu hari," urai Rahmat.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina mengapresiasi perjalanan usaha yang dijalani oleh Abdul Rahmat. Menurutnya, Pertamina akan terus mendukung UMKM serupa hingga dapat berkembang dan naik kelas. "Dengan UMKM naik kelas, maka peluang pasar makin terbuka lebar. Sehingga dapat menyediakan banyak lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi," tutup Fajriyah.