Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, resmi menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ini. Perdagangan pada hari ini merupakan perdagangan saham terakhir di tahun 2020. Saat ditutup IHSG berada di zona merah.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (30/12/2020), IHSG melemah 57,1 poin atau 0,95 persen ke posisi 5.979,07. Sementara, indeks saham LQ45 juga melemah 1,13 persen ke posisi 934,88.
Advertisement
“Alhamdulilah situasi mulai membaik dan dalam penutupan mendekati 6.000, walaupun kemarin sudah masuk 6.000,” ujar Airlangga usai menekan bel penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/12/2020).
BEI mencatat sebanyak 51 perusahaan telah melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan saham hingga per 30 Desember 2020. Adapun sampai dengan periode yang sama, terdapat 713 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.
Aktivitas perdagangan BEI pada tahun 2020 juga mengalami peningkatan yang tercermin dari kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 32 persen menjadi 619 ribu kali per hari di bulan November 2020 dan menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih tinggi diantara Bursa-bursa lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Sepanjang 2020, jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksadana, mengalami peningkatan sebesar 56 persen mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID) sampai dengan 29 Desember 2020. Kenaikan investor ini 4 kali lipat lebih tinggi sejak 4 tahun terakhir dari 894 ribu investor pada tahun 2016.
Selain itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID. Kemudian, jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94 ribu investor atau naik 73 persen dibandingkan akhir tahun lalu.
"Peningkatan jumlah investor serta aktivitas transaksi investor harian tentu merupakan hasil upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dalam mengedepankan sosialisasi dan edukasi terkait investasi di pasar modal kepada masyarakat," ujar Direktur BEI, Inarno Djajadi.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Akhiri Perdagangan 2020, IHSG Ditutup Melemah ke 5.979,07
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan 2020 dengan ditutup di zona merah. Indeks saham Indonesia saat pembukaan sempat menguat. Namun tak mampu bertahan di zona hijau dan akhirnya tergelincir.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (30/12/2020), IHSG melemah 57,1 poin atau 0,95 persen ke posisi 5.979,07. Sementara, indeks saham LQ45 juga melemah 1,13 persen ke posisi 934,88.
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.055,97 dan terendah 5.962,01.
Pada sesi penutupan pedagangan, 143 saham menguat tetapi tak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Sementara itu, sebanyak 365 saham melemah sehingga menekan IHSG dan 118 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 1.172.725 kali dengan volume perdagangan 24,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,5 triliun.
Investor asing beli saham Rp 508 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.008.
Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, sebagian besar terbakar. Pelemahan dipimpin oleh sektor infrastruktur yang anjlok 2,49 persen. Kemudian disusul sektor industri dasar yang turun 2,02 persen dan sektor konstruksi melemah 1,62 persen.
Saham yang menguat antara lain TRIS yang naik 27,61 persen ke Rp 208 per lembar saham. Kemudian WIFI yang naik 24,53 persen ke Rp 660 per lembar saham dan PANS yang naik 22,97 persen ke Rp 1.285 per lembar saham.
Saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain PGJO yang melemah 10 persen ke Rp 54 per lembar saham. Kemudian KKGI turun 6,99 persen ke Rp 266 per lembar saham dan PTIS turun 6,98 persen ke Rp 160 per lembar saham.
Advertisement