Bola Ganjil: Mendahului Zaman, Minuman Glamor Merambah Sepak Bola

Minuman yang digemari perempuan, Babycham, memilih terjun ke dunia sepak bola dengan menjadi sponsor klub Belgia. Simak kisahnya.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 01 Jan 2021, 00:30 WIB
Minuman yang digemari perempuan, Babycham, memilih terjun ke dunia sepak bola dengan menjadi sponsor klub Belgia. (Instagram)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu hukum dalam dunia pemasaran adalah kenalilah pasar. Maka, strategi Babycham menggunakan klub Belgia untuk mempromosikan diri patut dipertanyakan.

Babycham adalah minuman yang populer pada 1960an dan 1970an. Berasal dari Inggris, produk ini digemari perempuan dan memiliki citra glamor. Mengasosiasikan diri dengan koktail dan sampanye, rasanya mirip sider hasil fermentasi apel.

Dalam posisi tersebut, manajemen Babycham nyatanya memilih Royal Racing White untuk bekerja sama. Hasilnya adalah tampilan merek Babycham di seragam latihan klub berbasis Brussels tersebut, serta papan iklan di sisi lapangan.

Meski terkesan aneh, manuver perusahaan yang berdiri tahun 1953 ini bisa dikatakan mendahului zaman. Sebab, sepak bola ketika itu belum mengenal sponsor.

Lebih-lebih lagi, olahraga ini pada era tersebut identik dengan maskulin, peminum bir, serta kelas pekerja. Lalu apa alasan di balik strategi Babycham?

 

Saksikan Video Bola Belgia Berikut Ini


Tidak Berumur Lama

Royal Racing White disponsori Babycham. (Twitter)

Tidak ada jawaban pasti. Babycham terbiasa dikonsumsi masyarakat kelas menengah atau atas. Minuman ini kerap terlihat di pesta-pesta kawasan mewah seperti Monte Carlo. Bukan di lapangan sepak bola klub kecil Belgia yang kemudian binasa.

Patut diketahui, Royal Racing White tidak berumur lama. Mereka menyatu dengan Daring Club de Bruxelles pada Juli 1973 menjadi RWD Molenbeek.

Meski sempat jadi juara Belgia pada 1975 dan mencapai semifinal Piala UEFA 1977, Molenbeek sering berkutat dengan masalah finansial sehingga bubar pada 2002.


Banyak yang Bubar

Ilustrasi sepak bola (Abdillah/Liputan6.com)

Molenbeek juga tidak pernah jadi klub utama di Brussels. Perkumpulan sepak bola di sana lebih banyak yang bubar karena tidak mampu menandingi kebesaran Anderlecht.

Jika ibu kota minimal memiliki dua tim besar dengan persaingan sengit, Brussels hanya punya Anderlecht. Union Saint-Gilloise, klub tersukses Belgia sebelum Perang Dunia II, kini bermain di Divisi II. Begitu pula RWS Bruxelles dan klub reinkarnasi Molenbeek, RWDM4.

Sementara klub-klub kecil seperti Ixelles SC, Crossing Club de Schaerbeek (hasil merger RCS de Schaerbeek dan Crossing Club Molenbeek), Scup Jette, RUS de Laeken, Racing Jet de Bruxelles, AS Auderghem, KV Wosjot Woluwe, dan FC Ganshoren, berkutat di level amatir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya