Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dipastikan akan menjadi satu-satunya negara di dunia yang memiliki pusat industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia. Pengembangan industri ini akan dilakukan perusahaan electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan LG Energy Solution Ltd yang bekerja sama dengan konsorsium BUMN.
Seperti diketahui, LG Energy Solution merupakan bagian dari LG Chem, anak perusahaan dari konglomerasi LG Group.
Advertisement
Dikutip dari akun Instagram Kementerian BUMN, Kamis (31/12/2020), proyek kerja sama investasi yang baru diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 29 Desember 2020 ini merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae In di Busan pada bulan November 2019 lalu.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian/Lembaga terkait lainnya melakukan berbagai pertemuan tindak lanjut dengan pihak LG. Serangkaian proses negosiasi yang panjang telah dilakukan dengan berpedoman pada prinsip saling percaya dan bertujuan untuk saling menguntungkan.
Hasilnya, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan LG Energy Solution di Seoul, Korea Selatan pada tanggal 18 Desember 2020. Penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korea Selatan Sung Yun-mo.
MoU berisi tentang kerjasama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri prekursor dan katoda dengan nilai rencana investasi mencapai USD9,8 miliar.
Hal lain yang juga menjadi bagian dari nota kesepahaman adalah memprioritaskan produk lokal untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional. Pemerintah Indonesia juga memastikan bahwa proyek investasi raksasa ini akan menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja Indonesia.
Saat ini negara-negara di dunia telah mencanangkan pengurangan konsumsi bahan bakar dan pengurangan emisi karbondioksida (CO2) dan pencanangan penerapan kendaraan listrik sebanyak 15-100 persen dari total kendaraan yang beredar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangunan Pabrik Baterai di Indonesia Mulai Februari 2021
Pemerintah Indonesia telah meneken kerjasama dengan LG Energy Solution Ltd untuk membuat pabrik baterai bagi kendaraan listrik. Kerja sama di bidang industri sel baterai kendaraan listrik ini bernilai USD 9,8 miliar atau Rp 138 triliun.
"Alhamdulillah dari dinamika tersebut tanggal 18 Desember pemerintah tanda tangan MoU dengan LG grup yang menggandeng perusahaan Hyundai. Ini udah MoU untuk pembangunan pabrik baterai listrik yang terintegrasi," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dalam Keterangan Pers Kepala BKPM Tentang Investasi Baterai Listrik LG Energy Solution & Konsorsium BUMN, Jakarta, Rabu (30/12).
Selama proses negosiasi ini, Bahlil menyebut telah melibatkan para perusahaan BUMN yang akan menjadi pelaksana kerja sama ini. Sehingga diperkirakan pada Januari 2021, akan ada penandatanganan kerjasama investor dengan pada perusahaan BUMN yang terlibat.
"MoU ini dibahas dengan BUMN, jadi setelah ini, Januari sudah tanda tangan kontrak dengan BUMN," kata dia.
Adapun empat perusahaan plat merah yang terlibat dalam kerja sama ini antara lain, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Bahlil memperkirakan, setelah penandatanganan kontrak investor dengan BUMN akan langsung dilakukan realisasi kerja sama.
Pelaksanaan tersebut diperkirakan bisa dikerjakan pada Februari 2021. "Februari sudah action tahap pertama," kata dia.
Sementara itu, terkait pembuatan kendaraan listrik diperkirakan sudah mulai produksi di November 2021. Maka pembuatan pabrik baterai listrik pun akan dikebut karena 50-60 persen komponen kendaraan listrik merupakan baterai.
"Sudah 2021 mobil listrik. Tahun 2021 listrik sudah go," kata dia.
Meski kendaraan listrik sudah mulai diproduksi, tetapi produksi kendaraan berbahan bakar fosil tetap dilanjutkan tahun depan. "Jadi selain mobil BBM, ada juga mobil listriknya," kata dia mengakhiri.
Advertisement