Produksi Minyak Indonesia 2020 Melebihi Target

SKK Migas mencatat, capaian produksi minyak siap jual atau lifting minyak 2020 mencapai target.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Des 2020, 20:15 WIB
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, capaian produksi minyak siap jual atau lifting minyak 2020 mencapai target.

Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, lifting minyak sebesar 706 ribu barel minyak per hari bph atau 100,2 persen melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang ditetapkan sebesar 705 ribu bph.

"2020 lumayan bagus kalau dibandingkan target awal, lalu ada revisi RAPBN targetnya turun karena Covid dan harga minyak turun. Tapi dibandingkan industri lain, kita lebih baik," kata Fatar, dalam rangkaian acara virtual Hulu Migas Menyambut 2021 yang dilaksanakan secara daring, pada Kamis (31/12/2020).

Sedangkan lifting (salur) gas sebesar 5.461 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), sedikit dibawah target APBN-P sebesar 5.556 MMSCFD atau tercapai 98,3 persen.

Fatar mengungkapkan, target lifting gas 2020 tidak tercapai karena konsumsi gas yang menurun akibat ekonomi melemah diterpa pandemi Covid-19.

"Gas sedikit di bawah. Ini tidak kurang tapi dari target yang kita revisi di 2020, karena penyerapannya kurang

Menurut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, tahun 2020 merupakan tahun yang sulit bagi seluruh pelaku usaha, khusus di hulu migas selain terdampak pandemi Covid-19 juga dibayangi oleh rendahnya harga minyak dunia.

Namun berkat kerja keras bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), pada akhirnya industri hulu migas berhasil melampaui beberapa target yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Sumbangsih industri ini diharapkan dapat membantu perekonomian nasional yang juga terdampak akibat pandemi,” kata Dwi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


SKK Migas Dorong Pengeboran Sumur Pengembangan Lebih Agresif di 2021

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong program pengeboran pengembangan yang agresif tahun depan sebagai bagian dari program 10 tahun untuk mencapai produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 milyar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.

Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin mengatakan kegiatan pengeboran pengembangan di tahun depan didorong supaya bisa meningkat dua kali lipat dari estimasi realisasi pengeboran tahun ini yaitu 268 sumur.

"Kami sedang berkoordinasi dengan Kontraktor KKS untuk mengusahakan supaya di 2021 sumur yang akan dibor bisa sekitar 600 sumur," ujar Jafee kepda wartawan, Rabu (11/11/2020).

Ditambahkannya, pengeboran menjadi kunci penambahan produksi dan cadangan migas di Indonesia. Ke depan, jumlah sumur yang dibor akan didorong  untuk terus ditingkatkan sebesar 20-30 persen per tahun. Harapannya, pada tahun 2025 sampai 2030 jumlah sumur yang dibor sekitar 1.000 - 1.100 sumur per tahun.

Jaffee menjelaskan bahwa salah satu pilar untuk mencapai target peningkatan produksi pada 2030 adalah dengan mempertahankan produksi lapangan yang sudah ada (existing fields), yang tentunya membutuhkan implementasi pemboran pengembangan yang agresif.

Ia menambahkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Keuangan telah memberikan sejumlah insentif agar keekonomian kegiatan yang dilakukan Kontraktir KKS meningkat, sehingga gairah untuk melakukan investasi - termasuk pemboran - dapat semakin intensif.

"Kami berterima kasih atas insentif yang diberikan. Semoga pemerintah juga memperhatikan proposal kami yang lain, sehingga kegiatan semakin bergairah," tambahnya.

Sampai dengan Oktober 2020, realisasi lifting minyak dan gas Indonesia sudah mencapai sekitar 704.500 BPD dan 5.464 MMSCFD.

Selain mendorong pengeboran sumur pengembangan, SKK Migas juga mendorong Kontraktor KKS menggalakkan eksplorasi. Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi Shinta Damayanti mengatakan bahwa hingga saat ini, 24 sumur eksplorasi tercatat akan dibor pada tahun 2021 dan berpotensi bertambah 17 sumur seiring dengan pembahasan WP&B 2021 yang saat ini sedang berlangsung.

Shinta mengatakan, sejumlah pengeboran eksplorasi yang direncanakan tajak tahun 2021 memiliki potensi sumberdaya yang cukup baik antara lain: Maha-2 di lepas pantai Kalimantan Timur, Jangga-1 di Jambi, Lofin-2 di Maluku, dan Rencong-1 di perairan Andaman.

Dalam jangka pendek, kebijakan yang diambil SKK Migas diharapkan dapat mendukung upaya pencapaian target produksi migas nasional di 2021. Kemudahan ini juga diharapkan dapat meningkatkan keekonomian POD dan menambah Reserve Replacement Ratio (RRR), sehingga berdampak positif bagi keberlanjutan industri migas di masa mendatang.

Kebijakan yang diambil SKK Migas menjadi kabar baik bagi sektor hulu migas dalam upaya merealisasikan target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD sesuai Rencana Strategis 2030.

Kebijakan ini juga akan menjadi salah satu topik diskusi yang menarik dalam acara 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas yang dilaksanakan pada 2-4 Desember 2020. Konvensi ini dilaksanakan untuk merangkul seluruh pemangku kepentingan agar memiliki pemahaman yang sama terkait visi jangka panjang SKK Migas. Komitmen dari para pemangku kepentingan untuk mendukung dan mewujudkan industri hulu migas sebagai pilar utama pembangunan dan ekonomi nasional menjadi kunci penting.

SKK Migas menargetkan sebanyak 10.000 peserta dapat tergabung dalam konvensi ini mulai dari pemerintah selaku pemegang kebijakan, pelaku bisnis hulu migas nasional dan internasional, akademisi, termasuk awak media.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya