Liputan6.com, Berau - Pulau Kaniungan adalah salah satu pulau indah di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Berada di Kecamatan Biduk-biduk, pulau ini berada di sekitar hidung Pulau Kalimantan.
Pada masa liburan, pulau ini biasanya dipadati pengunjung. Akibat pandemi Covid-19, selama libur natal dan tahun baru 2020, Pulau Kaniungan seolah kehilangan gairah.
Tak ada lagi kepadatan wisatawan yang memenuhi segala penjuru pulau. Pantai di sekelilingnya seakan tak lagi menarik. Terumbu karang dengan aneka ikan cantik seolah asyik bermain sendiri.
Baca Juga
Advertisement
Pembatasan sosial yang dijalankan pemerintah memang sangat berimbas pada sektor pariwisata. Persyaratan perjalanan yang membutuhkan hasil rapid test membuat banyak warga memilih merayakan liburan di rumah masing-masing.
Meski demikian, sejumlah wisatawan tetap datang ke pulau cantik ini. Mereka berharap bisa menemukan suasana berbeda di malam pergantian tahun.
Karena pembatasan itu, jumlah pengunjung dibatasi. Meski tetap kedatangan wisatawan, Pulau Kaniungan masih tampak sepi.
Wisatawan yang datang, lebih memilih menikmati suasana alam laut pesisir Kalimantan. Tidak ada pesta, apalagi kemeriahan khas malam tahun baru.
Selepas jarum jam melewati pukul 00.00 WITA, pengelola pulau bersama pengunjung menerbangkan lampion. Sekira 20 lampion diterbangkan.
“Harapan kami, semoga tahun 2021 bisa segera terbebas dari Covid-19,” kata Bakri, pengunjung asal Kota Samarinda.
Hampir semua lampion yang diterbangkan memberikan harapan agar kehidupan bisa normal kembali. Harapan itu tentu menjadi harapan semua penduduk bumi.
Virus yang membuat mereka harus membatasi aktivitas sosial, bisa segera ditemukan obat dan penangkalnya.
Pengunjung lain, Andre, tampak bersemangat menerbangkan lampionnya. Dia berharap, lampion dari Pulau Kaniungan bisa menjadi harapan bersama.
“Meski tak meriah, semoga tahun 2021 jauh lebih baik dari tahun 2020, terutama soal Covid-19. Akibat virus itu, saha nyaris gagal, dan beberapa teman saya kehilangan pekerjaan,” kata Andre.
Simak juga video pilihan berikut
Beralih Jadi Nelayan
Pengelola dan penyedia jasa di Pulau Kaniungan juga sangat terpukul dengan menurunnya jumlah wisatawan. Mereka bahkan ada yang harus beralih menjadi nelayan.
Profesi itu terpaksa kembali dilakukan karena pendapatan dari jasa wisata tak lagi menentu. Jumlah kunjungan yang turun drastis mengharuskan mereka mencari usaha lain.
Salah satu pengelola penginapan, Abdul Jalil, mengaku selama pandemi pendapatannya jadi tak menentu. Dia pun banting setir menjadi nelayan.
“Pendapatan turun jauh sekali. Mau tidak mau kembali jadi nelayan,” kata Jalil.
Padahal biasanya, jasa penyewaan penginapan maupun perlengkapan snorkling, laris manis. Meski bukan masa liburan, pengunjung bisa dibilang tidak sedikit.
“Menjadi nelayan adalah solusi untuk sementara waktu,” pungkasnya.
Lampion satu per satu terbang menuju laut lepas besama harapan-harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Di seberang pulau, jejeran pegunungan karst tampak kokoh menatap pulau kecil yang menghadap Selat Makassar itu.
Advertisement