Soal Perawat AS yang Terinfeksi Virus Corona Usai Disuntik Vaksin COVID-19 Pfizer

Beberapa kemungkinan diungkap oleh dokter dan Pfizer terkait suster yang terinfeksi Virus Corona usai disuntik vaksin COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Jan 2021, 05:30 WIB
Petugas kesehatan mempersiapkan pemberian vaksin COVID-19 di Long Island Jewish Medical Center, New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada Senin (14/12), dengan dosis pertama disuntikkan kepada para petugas kesehatan dan staf panti wreda. (Xinhua/Wang Ying)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang perawat bernama Matthew W., di California, Amerika Serikat (AS) dilaporkan positif terinfeksi Virus Corona setelah sekitar sepekan menerima vaksin COVID-19 Pfizer.

Pria 45 tahun itu mengatakan dalam sebuah unggahannya di Facebook bahwa pada 18 Desember, dia telah menerima vaksin COVID-19 Pfizer. Matthew menyebutkan lengannya terasa nyeri selama sehari, tapi tidak ada efek samping lainnya.

Mengutip South China Morning Post pada Sabtu, 2 Januari 2021, pada Malam Natal, dia jatuh sakit usai bekerja di unit perawatan COVID-19. Matthew menggigil, nyeri otot, dan merasa lelah.

Dia lalu melakukan tes COVID-19 di rumah sakit dan dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona sehari setelah Natal.

Terkait laporan tersebut, Pfizer pun angkat bicara. Dikutip dari Channel News Asia, mereka mengatakan akan meninjau semua informasi yang tersedia tentang kasus itu, serta semua laporan dari setiap diagnosis yang dikonfirmasi setelah vaksinasi COVID-19.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Respon Pfizer

Sandra Lindsay (kiri), perawat unit perawatan intensif di Long Island Jewish Medical Center, menerima suntikan vaksin COVID-19 di New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada (14/12). (Xinhua/Kantor Gubernur Andrew M. Cuomo/Scott Heins)

"Berdasarkan studi keamanan dan efikasi tahap 3 kami, vaksin memberikan perlindungan terhadap COVID-19 dalam waktu sekitar 10 hari sejak dosis pertama dan secara substansial meningkat setelah dosis kedua, mendukung kebutuhan vaksinasi 2 dosis," kata Pfizer.

"Orang-orang mungkin tertular penyakit sebelum atau setelah vaksinasi," kata pernyataan tersebut.

Christian Ramers, spesialis penyakit menular dari Family Health Centers of San Diego mengatakan bahwa kejadian ini tidak terduga. Menurutnya, ada kemungkinan dibutuhkan tubuh untuk mengembangkan perlindungan setelah divaksinasi.

Ramers menjelaskan, berdasarkan uji klinis vaksin tersebut, seseorang akan memakan waktu sekitar 10 hingga 14 hari untuk mengembangkan perlindungan.

"Dosis pertama kami pikir memberikan Anda sekitar 50 persen, dan Anda membutuhkan dosis kedua untuk mencapai 95 persen," kata Ramers.

Vaksin COVID-19 Pfizer sendiri merupakan salah satu vaksin corona yang digunakan di AS. Dalam jurnal New England Journal of Medicine, vaksin tersebut memiliki kemanjuran sebesar 52 persen antara dosis pertama dan kedua.

"Tujuh hari atau lebih setelah dosis kedua, kemanjuran vaksin kemudian meningkat menjadi 95 persen (90,3 persen hingga 97,6 persen), dengan delapan kasus COVID-19 dilaporkan pada kelompok vaksin dan 162 kasus pada kelompok plasebo," tulis laporan di laman BMJ.


Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh

Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya