Liputan6.com, Jakarta - Seorang apoteker di Wisconsin, Amerika Serikat (AS), ditangkap atas dugaan sabotase 570 dosis vaksin COVID-19. Ia diduga secara sengaja mengeluarkan vaksin Virus Corona itu dari pendingin untuk merusaknya.
Apoteker yang bekerja di Aurora Medical Center, Grafton, Wisconsin, tersebut telah dipecat usai 57 botol suntik vaksin COVID-19 diketahui berada di luar lemari pendingin pada awal pekan ini, kata petugas berwenang yang terkait. Tiap satu botol suntik mengandung 10 dosis vaksin.
Dari botol-botol vaksin COVID-19 di luar lemari pendingin itu, 60 dosis di antaranya telah digunakan, sebelum akhirnya petugas menyatakan vaksin tersebut telah cukup lama berada di luar pendingin sehingga membuatnya tidak efektif. Sisa 500 lebih dosis lainnya kemudian dibuang.
Baca Juga
Advertisement
Sejauh ini belum ada keterangan, baik dari pihak Aurora maupun pihak berwenang, mengenai motif pelaku sabotase.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pengakuan Pelaku
Ketika ditanyai tentang penemuan botol vaksin di luar lemari pendingin pada 26 Desember 2020, apoteker menyebut hal itu merupakan kekeliruan yang tidak disengaja. Namun dalam penyelidikan lebih lanjut, ia mengakui telah secara sengaja melakukannya, kata petugas rumah sakit.
Usai ditangkap, apoteker tersebut ditahan di penjara Ozaukee County atas tuduhan melakukan perilaku sembarangan yang membahayakan keamanan, mengoplos obat resep, serta merusak properti, kata kepolisian setempat, seperti dilansir Antara, Jumat (1/1/2021).
Perusahaan farmasi Moderna, pembuat vaksin tersebut, menjamin bahwa pasien yang telah disuntik dengan vaksin di luar pendingin itu tidak akan mengalami masalah keselamatan--kecuali belum mendapat perlindungan dari infeksi Virus Corona saja, kata dr. Jeff Bahr, pimpinan grup layanan kesehatan Aurora.
Advertisement
Vaksinasi Ulang
Pasien yang mendapat dosis vaksin tak efektif itu telah dihubungi dan harus divaksinasi ulang. Hal ini berarti bahwa vaksinasi bagi 570 orang--yang semestinya telah mendapat suntikan pertama dari dua dosis vaksin Moderna--akan tertunda.
Berbicara dalam jumpa pers virtual, Bahr menyebut tidak terdapat bukti bahwa pelaku telah merusak vaksin dengan cara lain di samping mengeluarkannya dari lemari pendingin, dan bahwa pelaku melakukan sabotase terhadap dosis lainnya.
Kepolisian area Grafton, dalam sebuah pernyataan, mengatakan apoteker yang dimaksud itu "mengetahui bahwa mengacaukan vaksinasi akan sia-sia dan bahwa pasien yang mendapat vaksin (rusak) akan berpikir mereka telah terlindungi dari virus, padahal belum."
Infografis Deretan negara yang gratiskan vaksin COVID-19 ke warganya
Advertisement