Liputan6.com, Jakarta - Generasi milenial banyak yang menganu gaya hidup you only live once atau YOLO. Gaya hidup ini menekankan menikmati hidup dengan maksimal karena hidup cuma satu kali. Terdengar sangat menarik tetapi apakah gaya hidup YOLO sehat secara finansial?
YOLO bisa diartikan secara berbeda untuk setiap orang. Beberapa orang menganggap YOLO sebagai upaya memaksimalkan segala sesuatu dalam hidup, tapi ada juga yang berpikiran untuk lebih banyak bersenang-senang di hidup yang hanya satu kali ini.
Advertisement
Kalau kamu menyalahartikan YOLO untuk fokus pada kesenangan semata, bisa-bisa kamu jadi kurang peduli dengan kondisi finansialmu. Akibatnya, keuanganmu jadi berantakan dan kamu pun rentan terkena stres finansial.
Dikutip dari Swara, Jumat (1/1/2020), ketika menerapkan YOLO dalam hal mengelola keuangan, kamu akan sering membuat keputusan seputar finansial dengan sembrono. Saat akan melakukan pengeluaran, kamu tidak memikirkan dampak jangka panjang dari pengeluaran tersebut.
Salah satu contoh keputusan yang paling buruk dalam gaya hidup YOLO adalah mengajukan pinjaman utang tanpa melakukan upaya yang disiplin untuk melunasinya. Kamu mungkin menggunakan pinjaman tersebut untuk bersenang-senang, misalnya berlibur ke luar negeri, membeli perhiasan, dan lain sebagainya.
Kamu juga mungkin tidak berpikir panjang ketika akan membeli suatu barang dengan metode cicilan. Padahal, cicilan akan menjadi suatu beban finansial baru yang harus kamu tanggung setiap bulannya.
Karena kebiasaan-kebiasaan ini, pada akhirnya kamu akan menyadari betapa banyaknya utang dan cicilan yang perlu kamu lunasi, sampai-sampai kamu tidak punya lagi sisa uang untuk menghidupi diri sendiri sehari-hari.
Bila hal ini terjadi, kamu rentan mengalami stres finansial. Stres ini juga bisa saja datang dari rasa tidak percaya diri ketika melihat teman-teman lain seusiamu sudah mandiri secara finansial, sementara kamu belum.
Bagi kamu yang sudah terbiasa menerapkan gaya hidup YOLO, mengubah kebiasaan finansial menjadi lebih sehat mungkin tidak mudah. Tapi, kamu bisa coba mengikuti beberapa tips berikut ini:
Memasak sendiri di rumah
Salah satu kategori pengeluaran terbesar ada pada makanan. Ketika mengeluarkan uang untuk makan, kamu mungkin lebih mengutamakan kepuasan dari makanan yang dimakan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Sebaiknya, kamu mulai mencoba untuk membuat perencanaan secara mingguan mengenai menu makanan yang akan kamu makan setiap harinya. Setelah itu, kamu bisa meluangkan waktu untuk membeli bahan makanan dan memasak sendiri di rumah supaya lebih hemat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Membuat target pengeluaran mingguan
Terkadang, ketika kita tidak memiliki perencanaan dan target keuangan, akan semakin sulit untuk menahan diri sebelum melakukan pengeluaran. Karena itu, membuat target pengeluaran bisa menjadi cara yang efektif untuk meninggalkan kebiasaan YOLO.
Sebagai contoh, kamu menargetkan total pengeluaran untuk makan dalam sebulan sebesar Rp 2 juta. Bagilah total nominal itu untuk setiap minggu, misalnya Rp 500 ribu dalam satu minggu.
Dengan adanya target ini, kamu bisa memantau alur pengeluaranmu dan merencanakan pengeluaran untuk makan setiap bulannya. Hal ini bisa membantu supaya kamu tidak melakukan pengeluaran yang sulit dikendalikan.
Menahan diri selama 48 jam
Strategi menahan diri selama 48 jam cocok dilakukan ketika kamu tergoda untuk membeli suatu barang yang belum tentu kamu butuhkan. Saat ini, kita bisa membeli segala sesuatunya dengan mudah secara online. Hal ini memang praktis dan memudahkan, tapi di satu sisi juga membuat kita sulit mengendalikan diri dari keinginan untuk berbelanja.
Sebelum memutuskan untuk membayar, sebaiknya tahan dulu dirimu selama 48 jam atau 2 hari. Bisa saja, setelah 2 hari, kamu tidak lagi menginginkan barang tersebut.
Belajar dari ahli finansial
Ada banyak sekali influencer dan para ahli keuangan yang membagikan pengetahuan mereka secara gratis di internet. Kamu bisa mengandalkan informasi yang mereka bagikan sebagai referensi dan saran dalam mengelola keuangan pribadi.
Para ahli keuangan biasanya tidak hanya memiliki pemahaman dari segi teori, tetapi juga praktik. Mereka bisa memberikan gambaran mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan supaya terhindar dari stres finansial akibat gaya hidup YOLO.
Advertisement