Liputan6.com, Jakarta- Hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) menyatakan bahwa sebanyak 61,8 persen responden menilai tingkat korupsi di Indonesia meningkat, meski pandemi Covid-19. Survei ini dilakukan kepada 1.255 responden.
"Hasil survei terkait persepsi terhadap korupsi satu tahun terakhir, hasilnya 61,8 persen responden menilai tingkat korupsi di Indonesia mengalami peningkatan," kata Direktur Eksekutif LKPI Arifin Nur Cahyono dalam siaran persnya, Sabtu (2/1/2021).
Advertisement
Menurut dia, hal ini menunjukan bahwa persepsi korupsi di masyarakat negatif di masa pandemi. Masyarakat juga melihat upaya pencegahan dan penegakan hukum bagi pelaku korupsi semakin negatif.
Selain itu, hasil survei menunjukkan 79,8 persen responden menyatakan bahwa pelaku korupsi didominasi oleh kader dan politisi partai politik yang ada di pemerintahan dan legislatif. Sebanyak 81,9 persen responden mengatakan korupsi dilakukan oleh kader partai politik.
"Sebanyak 50,7 persen persepsi masyarakat menilai korupsi oleh kader untuk kepentingan pembiayaan parpol. Sebanyak 67,7 persen untuk pribadi kader parpol tersebut," ujar Arifin.
Sementara itu, sebanyak 87,7 persen responden menyatakan bahwa perilaku korupsi yang dilakukan oleh kader parpol akan memengaruhi partai politik pengusung maupun kader selanjutnya yang ikut Pilkada dan Pemilu. Arifin menjelaskan OTT KPK terhadap dua kader parpol yang merupakan mantan menteri Presiden Jokowi memberikan dampak negatif kepada PDIP dan Partai Gerindra.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menteri Terjerat Korupsi
Seperti diketahui, mantan Menteri Sosial Juliari Batubara terjerat kasus dugaan suap bantuan sosial. Sedangkan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menjadi tersangka kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster. Juliari adalah kader PDIP dan Edhy dari Partai Gerindra.
"Dampak yang signifikan terhadap tingkat pilihan masyarakat terhadap PDI Perjuangan dan Gerindra. Serta persepsi masyarakat juga negatif terhadap pemerintahan Jokowi-Maruf yang sangat korup," tutur Arifin.
Survei dilakukan pada 20-27 Desember 2020, dengan jumlah responden 1.225 orang tersebar secara provosional di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei kurang lebih 2,8 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Penentuan sample Metode Mix-Mode sebab riset ini dilakukan di era pandemi Covid-19 yang membatasi untuk melakukan wawancara tatap muka. Oleh sebab itu, survei jajak pendapat ini dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak.
Survei melalui telepon ini menggunkan petugas wawancara. Mereka telah dilatih untuk mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban yang diberikan responden pada komputer.
Advertisement