Kementan: Tanpa Petani dan Penyuluh, Produktivitas Pertanian hanya Mimpi

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan tentang pentingnya SDM untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mar 2021, 09:02 WIB
Acara Penguatan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang digelar Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan di Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (9/3/2021). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), melaksanakan penguatan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) diberbagai wilayah Tanah Air termasuk Sumatera Selatan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penguatan BPP melalui program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), merupakan gerakan pembaruan pembangunan pertanian kecamatan.

"Pembangunan dilakukan melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian," katanya.

Sementara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan tentang pentingnya SDM untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

"Ternyata SDM Pertanian memegang peran yang sangat penting dalam pertanian kita. Dulu di zaman Orde Baru pada tahun 1984 Presiden Soeharto mampu membawa Indonesia swasembada pangan. Mengapa hal itu bisa terjadi, tidak lain karena konsolidasi pergerakan penyuluh seluruh Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pertanian," kata Dedi.

Menghadapi problematika pertanian yang terjadi dalam kurung waktu yang lama, teori konsolidasi ini diterapkan kembali oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

"Dimulai dari konsolidasi, kita berpikir bagaimana meningkatkan produktivitas, dan ternyata dimulai dari kebangkitan penyuluh dan petani bukan hanya alsintan, pupuk, benih," ujar Dedi, Selasa (9/3/2021).

Dedi menegaskan, pada masa pandemi Covid-19 dengan pengurangan anggaran dimana-mana, tetap terbukti SDM pertanian, seluruh praktisi pertanian, menggenjot pertanian.

"Penyuluh melakukan langkah melalui panca usaha tani untuk produktivitas pertanian, kaitkan dengan irigasi, panen yang tepat, pasca panen yang baik. Jika penyuluh dan petani tidak ada, maka produktivitas hanya mimpi," ujarnya.

Ditambahkan Dedi Nursyamsi, pengungkit terbesar adalah penyuluh dan petani.

"Peningkatan produktivitas harus dimulai dari peningkatan petani, penyuluh, KWT, petani milenial," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Peningkatan Status Penyuluh

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kota Palembang, Sayuti menyampaikan bahwa ada 4 BPP di Kota Palembang dan BPP Talang Betutu adalah BPP Model tahun 2019. Untuk Penyuluh di Kota Palembang ada peningkatan status penyuluh pada 1 Maret 2021 yang telah resmi berubah status dari THL-TBPP menjadi ASN PPPK. Saat ini Dinas Pertanian Kota Palembang juga dibantu oleh 47 Pendamping Penyuluh dari Provinsi Sumatera Selatan.

Hadir pada kegiatan ini Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang, Kepala BPTP Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Pusat Penyuluhan Kementan, Kepala SMKPP Negeri Sembawa.

Tampak juga Camat Sukarami, Polsek Sukarami, Babinsa Sukarami, Lurah Talang Jambe, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, seluruh Kepala Bidang Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, Penyuluh Pertanian Kota Palembang, Pendamping Penyuluh Peningkatan Ekonomi Petani.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya