Klaster Pesantren Kembali Muncul di Cilacap, Seratusan Santri Terpapar Covid-19

Sebanyak 101 warga ponpes di salah satu pondok pesantren yang beralamat di Jalan Sumbawa, Kecamatan Cilacap Tengah dinyatakan positif Covid-19

Oleh SuaraMerdeka.com diperbarui 03 Jan 2021, 17:00 WIB
Suasana di pesantren di Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Cilacap - Klaster Covid-19 di pondok pesantren kembali muncul di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Lonjakan kasus harian terjadi seturut terungkapnya klaster pesantren tersebut.

Pada Kamis (31/12), konfirmasi Covid-19 harian tercatat sebanyak 133 kasus. Dari jumlah itu, 101 kasus di antaranya merupakan klaster pondok pesantren.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi dalam keterangan tertulis menyebutkan, sebanyak 101 warga ponpes di salah satu pondok pesantren yang beralamat di Jalan Sumbawa, Kecamatan Cilacap Tengah dinyatakan positif Covid-19.

"Kamis terjadi lonjakan kasus konfirm positif dari satu ponpes mahasiswa di Jalan Sumbawa Cilacap Tengah. Dari 136 warga ponpes didapatkan 101 positif," jelasnya, dikutip Suaramerdeka.com.

Sebelumnya, menyambut tahun baru 2021, personel gabungan dari sejumlah institusi menggelar patroli. Kegiatan itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kerumunan warga yang merayakan malam pergantian tahun.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Patroli Gabungan

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, M Wijaya mengatakan sebagian besar santri tak bergejala atau hanya bergejala ringan. Karenanya, isolasi dan perawatan dilakukan di kompleks yang sama.

Satgas dan Dinas Kesehatan menyiapkan petugas dan peralatan perawatan Covid-19. Selain itu, Satgas juga mendirikan dapur umum untuk makan santri dan asupan gizi selama menjalani perawatan.

"Diswab, yang positif ada 101 orang. Seperti di Ponpes di Majenang, diisolasi di situ saja. Tidak bergejala, karena masih anak muda sih ya. Itu yang ditracing semua," ucap Wijaya.

Wijaya mengungkapkan Satgas Covid-19 kesulitan untuk mengetahui muasal penularan Covid-19 di pesantren tersebut.

Sebab, aktivitas santrinya sangat tinggi lantaran kebanyakan berstatus mahasiswa. Namun, dia memastikan tracing dilanjutkan swab terus dilakukan demi memutus penularan Covid-19 di pesantren tersebut.

"Itu anak-anak pesantren, mobilitasnya itu sangat tinggi banget ya. Kalau dari mananya, itu kita agak kesulitan. Tetapi, kalau ada kita tracing terus,” ujarnya.

Dapatkan berita menarik Suaramerdeka.com lainnya, di sini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya