Harga Cabai Bikin Desember 2020 Inflasi 0,45 Persen

BPS melaporkan inflasi Desember 2020 mencapai angka 0,45 persen.

oleh Athika Rahma diperbarui 04 Jan 2021, 12:25 WIB
Pedagang menyiapkan paket cabai rawit merah saat Operasi Pasar Murah di Pasar Senen, Senin, Jakarta (3/2/2020). Harga cabai rawit merah dijual Rp40.000 per kilogram, lebih murah dibandingkan harga pasar saat ini mencapai 90 ribu per kilogram. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Desember 2020, yang sekaligus menjadi angka keseluruhan untuk tahun 2020.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto melaporkan inflasi Desember mencapai angka 0,45 persen. Sementara, inflasi tahunan dan tahun kalender 2020 adalah 1,68 persen. Hal ini disebabkan naiknya harga komoditas tertentu.

"Inflasi Desember 2020 banyak dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas seperti cabai merah, telor ayam ras, cabe rawit dan tarif angkutan udara," jelas Setianto dalam konferensi pers virtual, Senin (4/1/2021).

Adapun dari dari 90 kota IHK (Indeks Harga Konsumen), sebanyak 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli yaitu sebesar 1,87 persen. "Inflasi ini disebabkan kenaikan cabai merah dengan andil 0,04 persen dan cabai rawit 0,038 persen," kata Setianto.

Sementara itu, inflasi terendah terjadi Tanjung Selor yang mencapai angka 0,05 persen. Lalu untuk deflasi, Luwuk mengalami deflasi tertinggi mencapai -0,26 persen dengan andil dari cabai merah sebesar 0,1 persen dan tarif angkutan udara 0,09 persen. Lalu, untuk deflasi terendah terjadi di Ambon yaitu -0.07 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BPS Catat Inflasi Sepanjang 2020 di Angka 1,68 Persen

Permintaan yang banyak untuk cabai di awal ramadan membuat harga cabai mengalami kenaikan, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (19/6/2015). Harga Cabai Rawit naik dari harga Rp16 ribu menjadi Rp20 ribu/kg. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sepanjang 2020 di angka 1,68 persen. Angka ini terendah sejak 2014 atau selama enam tahun.

"Kalau kita bandingkan sampai dengan 2014 ini menunjukkan inflasi yang terendah," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Setianto di Kantornya, Jakarta, Senin (4/1/2020).

Berdasarkan data BPS sejak 2014, inflasi tahunan mencapai 8,36 persen kemudian turun pada 2015 mencapai 3,35 persen. Kemudian untuk 2016 Berada di posisi 3,02 pesen, 2017 3,61 persen, 2018 3,13 persen dan 2019 2,72 persen.

"Kalau kita lihat tahunan year-on-year tahun 2020 sebesar 1,68 persen. Ini kalau kita bandingkan sampai dengan 2014 ini menunjukkan inflasi yang rendah," sebutnya.

Inflasi Desember 0,45 Persen

Sementara itu, inflasi pada Desember 2020 tercatat hanya sebesar 0,45 persen. Inflasi Desember tersebut dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas antara lain, cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, hingga tarif angkutan udara.

"Dari 90 kota IHK 87 kota mengalami inflasi 3 kota mengalami deflasi," imbuhnya.

Adapun kota yang mengalami inflasi tertinggi kota adalah Gunung Sitoli yaitu sebesar 1,87 persen. Utamanya disebabkan oleh kenaikan harga cabai merah dengan 0,6 persen kemudian cabai rawit 0,38 persen. Kemudian inflasi terendah di kota Tanjung Selor yaitu sebesar 0,05 persen.

Sementara ada beberapa kota yang juga mengalami deflasi diantaranya yang tertinggi adalah Luwuk sebesar minus 0,26 persen. Utamanya untuk deflasi di Luwuk adalah dari cabai merah besar 0,1 persen kemudian angkutan udara 0,09 persen.

Sedangkan deflasi terendah ada di Ambon minus 0,07 persen.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya