Imbas Infeksi Tinggi COVID-19 di Jerman, Pembelajaran Tatap Muka Belum Diizinkan

Sejumlah petinggi partai di Jerman menilai pembelajaran tatap muka di negara itu jangan dilakukan secara terburu-buru. Infeksi Virus Corona COVID-19 tercatat masih tinggi.

Oleh DW.com diperbarui 04 Jan 2021, 18:31 WIB
Orang-orang antre untuk melakukan tes usap (swab test) COVID-19 di luar kelab malam KitKatClub yang legendaris di Berlin, Jerman, Jumat (4/12/2020). Ditutup selama delapan bulan terakhir karena pembatasan virus corona, kelab malam itu diubah menjadi pusat pengujian Covid-19. (Tobias SCHWARZ/AFP)

Berlin - Pembelajaran tatap muka di Jerman sepertinya bakal terus molor untuk dimulai kembali. Sebab infeksi Virus Corona COVID-19 di negara tersebut masih mengkhawatirkan.

Sejumlah petinggi partai di Jerman menilai pembelajaran tatap muka di negara itu jangan dilakukan secara terburu-buru.

Mengutip DW Indonesia, Senin (4/1/2021), rencananya Kanselir Angela Merkel bakal membahas perkembangan situasi lockdown pada Selasa 5 Januari.

Kabarnya, pihak berwenang Jerman diperkirakan akan memperpanjang lockdown setidaknya selama tiga minggu lagi, Partai Demokrat Sosial (SPD) meminta agar orangtua yang membutuhkan jasa penitipan anak agar diberikan hari libur berbayar.

"Perusahaan harus memberi orangtua cuti kerja," kata Sekretaris Jenderal SPD Lars Klingbeil kepada Bild Live pada hari Minggu 3 Januari.

Klingbeil mengatakan sarannya masuk akal karena sekolah dan pusat penitipan anak tetap ditutup setelah liburan Natal.

Indikasi Sekolah Jadi Sumber Penularan Virus Corona COVID-19

Partai Demokrat Sosial (SPD) mengatakan ada indikasi bahwa sekolah dapat menjadi sumber penularan COVID-19.

Klingbeil memaparkan, "Harus dijelaskan apakah kelas tatap muka dari kelas satu hingga kelas enam, serta di kelas kelulusan, dimungkinkan (dibuka) lagi.".

Menurut informasi dari pejabat kesehatan Jerman, per Minggu 3 Januari tercatat negara itu memiliki kasus infeksi Virus Corona COVID-19 mencapai 10.315 dan 312 kematian terkait dalam 24 jam terakhir.

Saksikan Juga Video Ini:


Kembali Normal Secara Perlahan

Zona pejalan kaki utama di Frankfurt ramai oleh orang-orang yang melintas di Jerman, Senin (14/12/2020). Kebijakan lockdown di Jerman terpaksa diambil demi menurunkan kasus penularan virus corona covid-19 yang melonjak beberapa waktu terakhir. (AP Photo/Michael Probst)

Sementara itu, Menteri Pendidikan Federal Anja Karliczek dari partai Uni Demokrat Kristen (CDU) percaya bahwa kembali membuka pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat tidak memungkinkan untuk semua siswa. Ia mengatakan bahwa tingkat infeksi virus corona "masih sangat tinggi" di negara itu.

"Pengajaran tatap muka secara total di semua kelas oleh karenanya tidak dapat dibayangkan saat ini," tegasnya.

Karliczek mengatakan bahwa jika kelas tatap muka berlangsung, akan "paling baik hanya dilakukan di bawah kepatuhan ketat dengan protokol kesehatan, termasuk memakai masker."

"Bagaimanapun, lebih baik bertindak hati-hati daripada pada titik tertentu tidak dapat mengizinkan pengajaran di kelas sama sekali karena situasi yang lebih buruk," kata politisi CDU itu, menambahkan bahwa situasinya akan tetap sulit dalam beberapa minggu mendatang.

"Saya pikir tahun ini kita akan kembali normal selangkah demi selangkah - di sekolah dan institusi pendidikan lainnya."

 


Infografis area-area berbahaya adanya Virus Corona

Sumber Infografis: Freepik

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya