Kelar 6 Minggu Lockdown COVID-19, Kamboja Kembali Buka Sekolah

Kamboja, negara berpenduduk lebih dari 16 juta orang ini merupakan salah satu yang paling sedikit terkena dampak virus Corona COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Jan 2021, 08:03 WIB
Sejumlah pelajar mengenakan masker saat beraktivitas di sebuah sekolah di Phnom Penh (28/1/2020). Pemerintah Kamboja dalam beberapa hari terakhir telah menutup aktivitas belajar di sekolah-sekolah sebagai upaya pencegahan terhadap virus corona. (TANG CHHIN SOTHY/AFP)

Liputan6.com, Phnom Penh - Kamboja telah mulai membuka kembali sekolah dan museum, lantaran aturan lockdown akibat Corona COVID-19 di negara itu telah dilonggarkan.

Pelonggaran lockdown ini cukup kontras dengan beberapa negara tetangga, yang justru tengah menghadapi pembatasan baru karena meningkatnya kasus COVID-19.

Negara Asia Tenggara berpenduduk lebih dari 16 juta orang ini merupakan salah satu yang paling sedikit terkena dampak Virus Corona COVID-19.

Hanya ada 382 infeksi dan tidak ada kematian sejak awal pandemi Kamboja, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (5/1/2021).

Pada Senin, 4 Januari 2021, siswa yang mengenakan masker berbaris untuk pemeriksaan suhu dan mencuci tangan sebelum diizinkan masuk ke sekolah dasar Sovannaphumi di ibu kota Phnom Penh.

Sementara sekolah swasta mulai dibuka kembali minggu ini, siswa di sekolah umum akan kembali minggu depan.

Di Museum Genosida Tuol Sleng, bekas pusat penyiksaan dan penjara Khmer Merah di ibu kota, staf dan pengemudi ojek "tuk tuk" menunggu kedatangan pengunjung.

"Saya khawatir kami dapat terinfeksi, tetapi saya melihat bahwa kami orang Kamboja mengikuti instruksi yang ditetapkan oleh pemerintah tentang penggunaan masker, mencuci tangan dengan alkohol atau sabun, dan menjaga jarak," kata Theun Ngor, pengemudi tuk-tuk berusia 43 tahun di Kamboja.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Ketakutan Warga Kamboja

Sejumlah wisatawan berjalan di Candi Angkor Wat, Provinsi Siem Reap, Kamboja, Kamis (5/3/2020). Menurut World Travel and Tourism Council, wabah virus corona (COVID-19) membuat sektor pariwisata dunia kehilangan USD 22 miliar. (TANG CHHIN Sothy/AFP)

Pada November 2020, Kamboja memberlakukan berbagai pembatasan setelah wabah langka ditularkan oleh seorang wanita berusia 56 tahun yang telah melakukan perjalanan luar negeri.

Ketika Kamboja melonggarkan pembatasan, pihak berwenang di negara tetangga Thailand memperingatkan bahwa negara itu dapat menghadapi penguncian yang ketat karena jumlah infeksi meningkat.

Saat menyambut prospek bisnis yang lebih banyak, seorang penjual kopi di dekat museum Tuol Sleng prihatin setelah mendengar bahwa beberapa orang Kamboja yang bekerja di Thailand telah terinfeksi.

"Saya sangat khawatir mereka bisa menyebarkannya di sini lagi," kata Ngeth Sokuntheary (27).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya