Sri Mulyani: Pandemi Covid-19 buat Beban Perempuan Kian Berat

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut dampak pandemi Covid-19 membuat beban perempuan semakin berat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2021, 19:15 WIB
Sri Mulyani saat memasak turkey dan ayam kalasan menyambut Thanksgiving pada 2014 lalu (Dok.Instagram/@smindrawati/https://www.instagram.com/p/CIDcAw9p9yT/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut dampak pandemi Covid-19 membuat beban perempuan semakin berat. Sebab selain harus bekerja, mereka juga harus menjaga atau membimbing anak-anaknya sekolah selama masa Work From Home (WFH).

"Pendidikan terpengaruh Covid-19, maka dampak ke perempuan sangat tidap profesional jauh lebih berat," kata Sri Mulyani dalam webinar Kaukus Perempuan Parlemen RI, Senin (4/1/2020).

Dia mengatakan, dengan diberlakukannya WFH mereka harus tetap bekerja dari rumah. Di samping itu mereka juga harus membimbing putra-putrinya belajar selama di rumah. "Dan itu tidak terjadi sebelumnya," imbuhnya.

Tidak hanya itu, dalam keadaan berat seperti sekarang ini, perempuan juga bisa menjadi korban kekerasaan dalam rumah tangga, bahkan angkanya meningkat. Alasannya beragam. "Ini harus bener-bener diwaspadai," ujarnya.

Menurut Bendahara Negara itu, fenomena Covid-19 ini berikan dampak sifat tidak hanya bisa dikuantifikasi dari sisi uang saja, tetapi mental dan kesehatan masyarakat harus juga diwaspadai.

"Uang tidak kembalikan nyawa seseorang tapi paling tidak ini juga menunjukkan keberpihakan negara terhadap mereka hadapi tantangan paling besar dan digaris terdepan," ujar Sri Mulyani.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sri Mulyani: Anggaran Vaksin Gratis Capai Rp 74 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan biaya anggaran untuk proses vaksin gratis tahun ini mencapai sebesar Rp 74 triliun. Alokasi ini meningkat dari perkiraan awal sebelumnya yang mencapai Rp 54,4 triliun.

"Sesudah Presiden menetapkan bahwa vaksinasi akan dilakukan secara gratis anggarannya bisa akan mencapai lebih dari Rp 74 triliun," kata dia dalam webinar Kaukus Perempuan Parlemen RI, Senin (4/1/2021).

Bendahara Negara itu menjelaskan, anggaran sebesar Rp 74 triliun tersebut hanya untuk digunakan vaksinasi saja. Belum untuk masalah kesehatan lainnya seperti imunisasi, sarpras, laboratorium, dan Litbang higga bantuan iuran BPJS untuk PBPU atau BP.

"Ini untuk vaksinasi belum kita bicara tentang masalah kesehatan yang lain yang harus kita tangani ini masih banyak sekali APBN kita," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengaku masih melakukan hitung-hitungan terkait anggaran vaksin Covid-19 yang diberikan secara gratis kepada masyarakat. Sejauh ini, pemerintah sudah menyiapkan dana mencapai Rp 54,4 triliun.

Di mana, dana tersebut dari dana cadangan sebesar Rp 18 triliun di dalam Undang-Undang APBN 2020. Ditambah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ada dana untuk sektor kesehatan yang tidak terserap di tahun ini sebesar Rp 36,4 triliun. Sehingga dana tersebut dialokasikan tahun depan untuk program vaksinasi.

"Jadi dari Rp 18 triliun, ditambah Rp 36,4 triliun ini adalah anggaran yang sudah akan kita cadangkan," kata Sri Mulyani.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya