Liputan6.com, Jakarta - Industri kecil menengah (IKM) merupakan sektor yang cukup tangguh di masa-masa krisis akibat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Seperti sebelumnya, IKM berhasil kembali menunjukan potensi dan daya tahannya.
Salah satu IKM yang mampu mempertahankan bisnisnya dengan keuletan dan strategi usaha yang inovatif, seperti usaha lokal khusus ibu anak-anak Bumbee Collection.
Advertisement
Brand yang menyediakan kebutuhan dan peralatan untuk ibu dan anak ini berkomitmen fokus membangun brand lokal yang berkualitas di tanah air. Dengan potensi pasar yang sangat besar di Indonesia, saat ini brand anak-anak masih didominasi oleh luar negeri dan produk impor.
Founder Bumbee Collection Perdana Mahartika mengatakan brand yang didirikan sejak 2014 ini berawal dari pengalaman pribadinya ketika ia membutuhkan produk bayi berkualitas dengan harga terjangkau. Inilah yang membuatnya fokus untuk menyediakan perlengkapanibu dan bayi terutama dengan usia 0-24 bulan.
“Bumbee ingin membantu para ibu dalam mempersiapkan kebutuhan bayinya, dengan produk perlengkapan tidur bayi serta aksesoris yang berkualitas dengan desain, motif, danbentuk yang update,” kata Perdana dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (4/12/2020).
Dia pun memastikan kualitas bahan baku yang digunakan Bumbee aman untuk bayi. Selain menjadi bagian dari solusi kebutuhan ibu dan bayi, Perdana juga mengharapkan Bumbee bisa melekat sebagai produk lokal berkualitas dan bersaing dengan produk impor yang selama ini mendominasi pasar.
“Kedepannya kami ingin menjadi partner dari para ibu dalam proses tumbuh kembang anak, dengan memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Ingat baby jadi ingat Bumbee,” lanjutnya.
Bumbee akan terus berinovasi dan meluncurkan produk baru yang dibutuhkan ibu dan bayi. Salah satu produk andalan brand lokal ini yakni kasur bayi yang telah terjual 15 ribu buah pada 2020.
Nantinya Bumbee juga akan mengeluarkan produk baru, seperti playmat dan aksesoris mainan bayi.Dibandingkan dengan brand lain yang juga menyasar kebutuhan ibu dan bayi, Bumbee memiliki desain motif terbanyak yang ditampilkan dalam halaman instagramnya @bumbee_motif dan kemudian dituangkan dalam produk di @bumbee_collection yang nyaman untuk bayi.
Pelanggan pun menurut Perdana tidak hanya mendapatkan produk berkualitas yang aman, tetapi juga edukasi secara gratis dari dokter spesialis kandungan, dokter spesialis anak, bidan, dan psikolog melalui komunitas Bumbee.
“Bumbee tidak hanya memberikan produk berkualitas tapi juga memberikan edukasi yang bermanfaat dari semenjak hamil hingga sesudah melahirkan, sehingga perjalanan hamil hingga melahirkan adalah perjalanan yang menyenangkan,” tutup Perdana.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Upaya Pemerintah Lahirkan Inovasi dan Kreativitas Pengusaha Kecil dan Perajin
Pemerintah Jokowi-Ma'ruf terus berupaya mendorong regenerasi perajin agar lebih inovatif, kreatif dan ramah lingkungan. Salah satunya melalui gelaran Kompetisi Tudung Saji Nusantara 2020.
Direktur Jenderal IKMA kementerian Perindustrian, Gati Wibaningsih mengatakan, kompetisi ini sebagai bentuk dukungan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia. Ini juga bertujuan dalam rangka membangun minat masyarakat untuk membeli produk lokal, khususnya produk-produk kerajinan.
"Kompetisi ini dilatarbelakangi kondisi di era adaptasi kebiasaan baru dimana banyak masyarakat melakukan sebagian besar kegiatannya dari rumahnya masing masing, terutama masyarakat yang hidup di kota-kota besar di Indonesia," kata Gati di Jakarta, Jumat (13/11).
Gati mengatakan, kebiasaan baru nampaknya mendorong masyarakat kota untuk membuat rumahnya lebih nyaman dengan berbagai macam cara, salah satunya dekorasi interior yang dapat membuat suasana rumah semakin nyaman. Mulai dari melakukan peremajaan infrastruktur hingga perlengkapan rumah tangga seperti tudung saji yang dibuat selaras.
Tudung saji merupakan salah satu produk dari Industri Kerajinan. Jika dilihat nilai ekspor Barang Industri Kerajinan pada periode Januari – September 2020 sebesar USD 435 juta atau setara Rp6,17 triliun.
Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 9,9 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor periode Januari-September 2019 yang tercatat sebesar USD 483 juta atau setara Rp6,71 triliun.
"Untuk itu diperlukan suatu langkah dari pemerintah untuk menggiatkan kembali perajin salah satunya melalui kompetisi," katanya.
Dia menambahkan, lewat ajang ini para perajin harus ikut beradapatasi memaksimalkan potensi untuk improvisasi agar dapat terus berkreasi. Para perajin dituntut untuk terus berinovasi mengeluarkan ide, dan karya kreatif yang dapat memberikan pengaruh postif pada perkembangan indsutri kerajinan.
“Melalui kompetisi ini diharapkan para perajin di masa yang akan datang akan terus mengeluarkan ide, inovasi dan karya kreatif yang dapat memberikan pengaruh positif pada perkembangan industri kerajinan lokal,” tutup Gati.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement