Lebanon Umumkan Lockdown Penuh, Khawatir RS Tak Mampu Tampung Lonjakan Pasien COVID-19

Lebanon mengumumkan lockdown penuh selama tiga minggu guna mencegah lonjakan infeksi COVID-19 yang dikhawatirkan mengancam kemampuan rumah sakit-rumah sakit dalam menangani pasien. Terlebih, Lebanon juga mengalami penurunan ekonomi akibat pandemi.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 05 Jan 2021, 09:32 WIB
Ilustrasi Beirut, Lebanon (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Lebanon mengumumkan lockdown penuh selama tiga minggu guna mencegah lonjakan infeksi COVID-19 yang dikhawatirkan mengancam kemampuan rumah sakit-rumah sakit dalam menangani pasien. Terlebih, Lebanon juga mengalami penurunan ekonomi akibat pandemi.

Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan mengatakan, kebijakan lockdown akan dimulai pada Kamis, 7 Januari 2021 hingga 1 Februari 2021. Penerapan jam malam mulai pukul 18.00 hingga 05.00 masuk dalam kebijakan lockdown di Lebanon. Mengenai sektor apa saja yang mengalami pengecualian lockdown, Hamad Hasan akan menjelaskannya lebih lanjut.

"Sangat jelas bahwa tantangan pandemi telah mencapai tingkat ancaman serius bagi kehidupan di Lebanon karena rumah sakit-rumah sakit tidak mampu menyediakan tempat tidur," ujar Hasan pada awak media usai melakukan pertemuan dengan komite penanganan COVID-19 setempat, dilansir Channel News Asia.

Keputusan lockdown total diambil setelah Pemerintah Lebanon mencermati kondisi pengangguran, inflasi, serta kemiskinan yang meningkat di negaranya.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Krisis Ekonomi dan Ancaman Lonjakan Kasus

Lebanon kini tengah menghadapi krisis ekonomi parah yang berdampak pada mata uangnya. Sejumlah bank di negara tersebut dikabarkan lumpuh. Suplai medis juga terkendala dengan melonjaknya dolar.

Sebelumnya selama musim panas, unit-unit gawat darurat mencapai titik kritis karena penyebaran virus Corona meluas setelah ledakan besar di Beirut yang menyebabkan 200 korban jiwa dan menghancurkan sejumlah rumah sakit.

Kepatuhan untuk menjaga jarak sosial serta pencegahan penularan COVID-19 melonggar dan kini muncul kekhawatiran akan lonjakan kasus selepas libur Natal dan Tahun Baru.

"Ini merupakan masalah besar. Dalam 10 hari ke depan akan sangat sulit dan kita menduga jumlah kematian meningkat seiring dengan meningkatnya kasus infeksi," ucap kepala unit gawa darurat di Rumah Sakit Rafik Hariri.

"Saat ini kami nyaris penuh dan kami belum melihat efek masa liburan," tambahnya.

Tercatat ada 2.870 kasus baru pada Minggu, 3 Januari 2021 di Lebanon. Penambahan kasus infeksi COVID-19 itu menggenapi jumlah total 189.278 kasus positif dengan 1.486 kematian di Lebanon sejak 21 Februari 2020.

 

 

 


Infografis

INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya