Lansia 82 Tahun di Inggris jadi Penerima Pertama Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Seorang lansia 82 tahun menjadi orang pertama di Inggris yang menerima suntikan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Oxford

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Jan 2021, 10:25 WIB
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berusia 82 tahun menjadi orang pertama di Inggris dan dunia yang mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Oxford University di luar uji klinis.

Brian Pinker, nama pria tersebut, disuntik di Oxford Churchill Hospital pada Senin (4/1/2021) pukul 07.30 pagi waktu setempat. Mengutip The Guardian pada Selasa (5/1/2021), dia sebelumnya diberitahu pada hari Sabtu pekan lalu, bahwa ia akan mendapat vaksinasi COVID-19.

"Vaksin itu sangat berarti bagi saya," kata pasien dialisis di rumah sakit tersebut. "Bagi saya, itulah satu-satunya cara untuk kembali ke kehidupan normal."

Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh National Health Service di Inggris, Pinker juga memuji apa yang dilakukan para perawat, dokter, dan staf pada saat ia disuntik.

"Semuanya brilian, dan saya sekarang benar-benar dapat merayakan ulang tahun pernikahan ke-48 dengan istri saya Shirley, nanti di tahun ini," ujarnya dikutip dari AP News.

Dikutip dari Live Science, Britania Raya menjadi negara pertama yang melakukan vaksinasi COVID-19 dengan vaksin corona buatan Oxford dan AstraZeneca.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Pekan-Pekan yang Berat

Regulator Inggris pekan lalu telah menyetujui penggunaan darurat vaksin corona AstraZeneca/Oxford. Pada Senin, 4 Januari, beberapa rumah sakit terpilih telah memulai penyuntikkan.

Dilaporkan bahwa baru sejumlah kecil rumah sakit yang akan melakukan penyuntikkan selama beberapa hari pertama. Hal ini agar pihak berwenang dapat mengawasi apabila terdapat efek samping yang merugikan.

Namun para pejabat mengatakan, ratusan lokasi vaksinasi baru akan dibuka di akhir pekan ini. Sudah ada lebih dari 700 lokasi vaksinasi yang telah beroperasi.

Di antara penerima vaksin pertama adalah Profesor Andrew Pollard, kepala dari Oxford Vaccine Group. "Ini memberi kita sedikit harapan, namun saya pikir kita akan menghadapi pekan-pekan yang sulit ke depannya."


Lakukan Lockdown Lagi

Ilmuwan di laboratorium vaksin COVID-19 buatan Oxford. Dok: University of Oxford

Pollard menyebut bahwa beberapa pekan ke depan dapat menjadi tantangan dengan adanya lonjakan kasus harian, meski ada optimisme yang diberikan setelah adanya distribusi vaksin. "Ini adalah momen yang sangat kritis. Kita berada di titik kewalahan karena penyakit ini."

Perdana Menteri Boris Johnson juga telah mengumumkan karantina wilayah (lockdown) nasional hingga pertengahan Februari. Hal ini demi mencegah penyebaran varian baru virus SARS-CoV-2 yang menurutnya "membuat frustrasi dan mengkhawatirkan."

"Saat saya berbicara dengan Anda malam ini, rumah sakit kita berada di bawah tekanan lebih besar karena COVID daripada kapan pun sejak dimulainya pandemi," kata pria yang juga penyintas COVID-19 ini.

"Pekan-pekan ke depan akan menjadi yang terberat, tetapi saya percaya kita memasuk fase terakhir perjuangan," katanya.

Inggris sendiri telah mengamankan 100 juta dosis vaksin AstraZeneca/Oxford. Vaksin ini memiliki efektivitas hingga 70 persen untuk mencegah gejala COVID-19. Namun, penyimpanannya disebut lebih mudah karena dapat disimpan di suhu normal pendingin. Selain itu, harganya juga lebih murah.


Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China?

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya