Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mengatakan, vaksinasi yang akan dilakukan kepada masyarakat merupakan langkah pendorong dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5 persen untuk tahun ini.
“Kita melihat pada Januari ini atau sepanjang tahun 2021 APBN kita didesain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen,” katanya dikutip dari Antara, Selasa (5/1/2021).
Advertisement
Airlangga menjelaskan, tiga juta vaksin telah dikirimkan ke berbagai daerah dan diharapkan pertengahan Januari 2021 vaksinasi dapat dilakukan secara bertahap sampai kuartal pertama 2022.
Pelaksanaan vaksinasi yang saat ini masih menunggu BPOM mengeluarkan Emergency Use Authorization maupun MUI mengeluarkan sertifikat kehalalan ini akan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dalam beraktivitas.
Aktivitas yang meningkat tersebut turut mendorong kegiatan konsumsi dan daya beli masyarakat menjadi lebih bergerak sehingga target pertumbuhan 4,5 persen sampai 5 persen untuk tahun ini akan mampu tercapai.
“Masyarakat cukup percaya diri untuk melakukan konsumsi. Saat ini confident level itu sudah meningkat. Konsumsi masyarakat sudah bergerak,” katanya.
Terlebih lagi, Airlangga semakin optimistis pertumbuhan mampu mencapai 5 persen karena melihat Indonesia yang telah melewati rock bottom pada kuartal II-2020 yakni minus 5,32 persen dan membaik pada kuartal III menjadi minus 3,49 persen.
Tak hanya itu, sejumlah lembaga internasional seperti World Bank turut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 4,4 persen, IMF memproyeksikan sebesar 6,1 persen, serta ADB memprediksikan 5,3 persen.
Meski demikian, Airlangga menegaskan pemerintah dan masyarakat harus tetap terus memantau dinamika pandemi COVID-19 seperti munculnya strain baru di Inggris dan pengetatan kembali di Thailand dan Jepang.
“Tentu kita juga harus melihat dinamika dari pandemi COVID-19,” katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pandemi Covid-19 Masih Jadi Tantangan Utama Pertumbuhan Ekonomi di 2021
Sebelumnya, Pandemi Covid-19 tetap menjadi tantangan utama untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini. Pemerintah pun dinilai harus bisa memanfaatkan pandemi untuk melakukan reformasi struktural dengan baik.
"Dari semua yang ada, tetap tantangan utamanya adalah pandemi Covid-19. Ini bisa dilihat dari masyarakat dan pemerintah yang menunggu kabar baik dari vaksin dan keyakinan bahwa vaksin bisa kembali memulihkan semuanya," ungkap ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, kepada Liputan6.com, pada Senin (4/1/2020).
Kendati demikian, Riefky menekankan bahwa keberadaan vaksin tidak bisa langsung menyelesaikan permasalahan perekonomian. Sejumlah perekonomian negara yang sudah melaksanakan vaksinasi, katanya, belum bisa kembali ke level normal.
"Negara-negara lain yang sudah vaksin, ekonominya belum bisa pulih kembali. Jadi belum bisa kembali ke level normal kalau ada vaksin, dan jangan lupa ada kasus-kasus lain seperti varian baru Covid-19," katanya.
Di sisi lain, Riefky menuturkan ada beberapa negara dengan perekonomian yang sudah mulai pulih seperti Tiongkok dan Selandia Baru. Kunci kedua negara tersebut ada pada penanganan kesehatan.
Pemerintah pun diimbau untuk lebih serius menangani kesehatan pada tahun ini. "Kalau serius menangani soal kesehatan, kita bisa berbicara mengenai proses pemulihan ekonomi berjalan normal," tuturnya.
Advertisement