Kisah Lucu Sekeluarga Makan di Rumah Warga yang Dikira Warung

Sekeluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dua anak dan seorang kakek dengan percaya diri memarkirkan mobil mereka di depan rumah warga yang dikira warung untuk makan siang.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 05 Jan 2021, 13:03 WIB
Ilustrasi warung tegal atau warteg. (dok. Instagram @bulletame/https://www.instagram.com/p/B4CAKW_HsrY/)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah lucu dialami oleh satu keluarga dari Malaysia yang sedang melancong saat liburan Tahun Baru lalu. Mereka memesan makan di rumah warga yang dikira warung. Rasa malu pun tak terbendung hingga hampir pamit mundur.

Kisah lucu itu dituturkan oleh Azam Mahat, seorang guru di Malaysia. Ia bersama istri, dua anak, dan bapaknya memutuskan berjalan-jalan menghabiskan waktu liburan ke Pantai Timur.

Setelah berjalan-jalan di Trengganu, mereka kemudian menuju Kelantan pada 1 Januari 2020. Sewaktu dalam perjalanan menuju penginapan yang berlokasi di Pantai Pekan, ia melihat orang berkerumun mengantri makan di sebuah rumah yang disangkanya warung.

"Saya bilang kepada istri, 'pasti makanan di situ enak-enak, sampai orang antre makan di sana. Besok kita coba makan di situ ya.'," kata Azam, dilansir mStar, Selasa (5/1/2021).

Keesokan harinya, setelah keluarga itu pulang dari pasar setempat, mereka singgah di rumah yang dikira warung tersebut. Sampai saat itu, ia masih belum sadar dengan situasi. Apalagi, salah satu dari empat orang yang sedang duduk minum-minum sempat menegurnya dengan ramah sambil mengingatkan ban mobilnya yang terlihat kurang angin.

"Kami masuk ke warung itu. Anak-anak saya terus duduk di meja...kelihatan ada beberapa hidangan tersaji. Ada ayam percik, kari kambing, sambal etok..dalam hati memang terlihat sedap nih," sambungnya.

Guru berusia 39 tahun itu masih juga belum paham situasi yang dihadapi, terlebih kursi dan meja ditata tak ubahnya di kedai makan. Namun, ia segera disadarkan saat hendak memesan minuman.

"Saat istri bertanya kepada anak-anak mau minum apa, tiba-tiba ibu di warung itu menghampiri meja kami sambil membawa teh tawar seteko. Katanya kalau kami butuh air panas, nanti pembantu rumahnya siapkan," celoteh Azam.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kepalang Malu

Ilustrasi makanan pendamping di kuliner Korea Selatan. (dok. pexels/Vicky Tran)

Belum yakin dengan ucapan tuan rumah, ia pun memberanikan diri menanyakan apakah tempat itu warung makan atau bukan. Tuan rumah pun menjawab bukan.

Ia pun malu bukan kepalang. Sebelum kejadian itu, ia juga sempat membaca berita situasi yang mirip. Tak disangkanya akan dialami pula ia dan keluarga.

"Malu bukan kepalang rasanya. Dan kami pun segera mohon maaf dan hendak pamit. Tetapi, mereka halangi. Kata mereka, apa salahnya, sudah rezeki," kata Azam.

Sang tuan rumah dengan senang hati menyendokkan lauk pauk ke piring anak-anak Azam. "Awalnya tak akan makan karena malu, tapi mereka akhirnya makan juga," kata Azam.

Sepanjang menyantap hidangan, Azam terus memuji tuan rumah sambil bertanya-tanya mengapa rumah mereka ramai warga. Rupanya, warga itu membuat syukuran.

"Memang sengaja tak pasang tenda, hanya menata meja dan kursi saja jadi seperti warung," ucap Azam.

Setelah mencicipi sejumlah hidangan, Azam sekeluarga mengakui masakan tuan rumah memang lezat. Bahkan, anaknya sempat ingin tambah lagi. "Tapi saya balas, 'jangan buat bapakmu tambah malu, nak'," ucapnya sambil terkekeh.


Cara Aman Pesan Makan Online

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya