Liputan6.com, Jakarta - Siap melepas sembilan ruas tol, Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Destiawan Soewardjono berharap, disvestasi bisa terjadi sepanjang 2021.
Destiawan mengungkapkan hal itu pada acara webinar, Selasa (5/1/2021). "Tahun 2021 kami merencanakan ada sembilan ruas tol yang kami divestasi. Harapan kami ini bisa terjadi di tahun 2021," kata Destiawan.
Selain itu, Ia juga berharap, penerbitan Peraturan Pemerintah No. 74/2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia bisa berjalan dengan baik.
"Yang kedua SWF ini bisa berjalan dengan baik, sehingga sembilan ruas yang kami tawarkan ini bisa membantu divestasi. Sebenarnya sembilan ruas ini sebagian sudah ditawarkan tahun 2020," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Destiawan menuturkan, bila empat ruas jalan tol sudah dilirik investor sejak tahun lalu. Meski demikian, para investor masih ingin melihat lebih dekat kondisi jalan.
"Empat ruas yang kami tawarkan di tahun 2020 itu sebenarnya sudah terjadi proses. Tahun 2021 ini tambahan lima ruas yang dalam proses. Untuk empat ini tinggal deal saja, mudah-mudahan para investor bisa segera datang untuk melihat kondisi fisik," ujar dia.
Apabila keempat jalan tol tak kunjung berpindah tangan, Destiawan juga akan memasukannya ke dalam SWF. "Tapi kalau empat ini, sebagian tidak terjadi kami masukan ke SWF begitu ya," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Waskita Karya Incar Kontrak Baru Rp 31,6 Triliun
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengincar target kontrak baru sebesar Rp 31,6 triliun pada 2021. Angka tersebut alami kenaikan 16,6 persen.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk,Destiawan Soewardjono menuturkan, target kontrak tersebut alami kenaikan 16,6 persen dari periode 2020.
"Dari Rp31 triliun itu harapan kami sebagian proyek proyek pemerintah sebagian pengembangan investasi. Lebih besar dari tahun 2020," kata dia, Selasa, 5 Januari 2021.
Selain itu, Ia juga memaparkan bila target proyek pemerintah yang ingin dicapai 2021 sebesar 30 persen, sedangkan dari pihak BUMN sebesar 25 persen.
"Kurang lebih pemerintah 30 persen, 25 persen dari BUMN dan swastanya 22 persen, sisanya adalah untuk pengembangan investasi baik tol dan non tol serta properti," tutur dia.
Ia menyatakan, realisasi kontrak baru sudah hampir mencapai target yang telah ditentukan sepanjang 2020. Pada 2020, target nilai kontrak baru yang ingin dicapai senilai Rp27,1 triliun.
"Untuk tahun 2020 realisasi Rp26 triliun sekian, atau hampir Rp27 triliun," kata dia.
Sepanjang 2020, emiten dengan kode saham WSKT mampu mencapai nilai kontrak hingga Rp 66,65 triliun. Sebagian besar kontrak berasal dari proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, pelabuhan, LRT, dan bandara.
Advertisement