Liputan6.com, New Delhi - Seorang pejabat kementerian luar negeri India mengatakan bahwa India akan mulai mengekspor vaksin virus corona buatan dalam negeri dalam dua minggu setelah peluncurannya.
Pejabat itu menepis laporan bahwa India akan melarang ekspor vaksin yang diproduksi untuk memenuhi permintaan lokal.
Melansir laman BBC, Rabu (6/1/2020), India membuat sekitar 60% vaksin secara global dan banyak negara sangat menantikannya untuk mulai mengirimkan dosis.
Baca Juga
Advertisement
India telah secara resmi menyetujui penggunaan darurat dua vaksin saat bersiap untuk mulai memberikan vaksinasi pada bulan Januari.
India merencanakan salah satu inokulasi terbesar di dunia, berupaya untuk mengimunisasi sekitar 300 juta orang pada Juli.
Regulator obat negara telah memberikan lampu hijau untuk dua vaksin - satu dikembangkan oleh AstraZeneca dengan Universitas Oxford (Covishield) dan satu oleh perusahaan lokal Bharat Biotech (Covaxin).
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Siap Ekspor
Pejabat kementerian luar negeri mengkonfirmasi bahwa rencana India untuk membantu negara lain berjalan sesuai rencana.
"Dalam dua minggu setelah peluncuran vaksin, kami akan mengizinkan ekspor ke beberapa tetangga kami di Asia Selatan. Beberapa dari ekspor ini akan kami bayarkan sebagai hadiah, dan yang lainnya akan dipasok dengan harga yang kira-kira sama dengan yang akan dibeli pemerintah" ujar seorang pejabat kementerian luar negeri.
"India sepenuhnya sadar akan komitmennya kepada tetangga dan seluruh dunia sebagai pembuat vaksin terbesar di dunia."
Sekretaris Kesehatan Federal Rajesh Bhushan mengatakan India berencana untuk meluncurkan vaksin Covid-19 pada pertengahan bulan ini.
"Dalam 10 hari sejak tanggal Otorisasi Penggunaan Darurat [3 Januari], akan ada peluncuran vaksin," katanya kepada wartawan di Delhi.
CEO Serum Institute of India, yang memproduksi vaksin Oxford / AstraZeneca di India, juga berusaha untuk menjelaskan kebingungan tentang ekspor.
Adar Poonawalla yang dikutip di media mengatakan bahwa India tidak akan mengizinkan ekspor vaksinnya selama "beberapa bulan".
Dia mengatakan kepada Associated Press bahwa perusahaannya telah dilarang mengekspor vaksin dan menjual vaksin di pasar swasta. Tetapi pada hari Selasa dia mengatakan kepada BBC bahwa perusahaannya diizinkan untuk mengekspor vaksin untuk program imunisasi pemerintah ke luar negeri, dan mengharapkan untuk mencapai kesepakatan dengan Bangladesh, Arab Saudi dan Maroko dalam beberapa minggu ke depan.
Advertisement