Hoaks Efek Negatif usai Divaksin Covid-19, RS di Inggris Beri Bantahan Keras

Belum lama ini beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan suara yang menyebut bahwa staf medis di NHS Trust mengalami reaksi negatif usai disuntik vaksin covid-19.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 06 Jan 2021, 10:00 WIB
banner hoaks covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu jaringan Rumah Sakit (RS) terbesar di London, NHS Trust membantah hoaks yang beredar terkait karyawannya yang sakit usai divaksin covid-19. Mereka menegaskan isu tersebut sangat berbahaya bagi masyarakat.

Belum lama ini beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan suara yang menyebut bahwa staf medis di NHS Trust mengalami reaksi negatif usai disuntik vaksin covid-19. NHS Trust pun langsung bergerak cepat untuk membantah isu tersebut.

Apalagi isu itu terus berkembang di masyarakat. Sehingga banyak yang ragu untuk menerima vaksinasi covid-19 yang terus dilakukan Pemerintah Inggris.

"Tidak benar karyawan kami menjadi sakit atau positif covid-19 usai divaksin. Memang mungkin ada yang terpapar covid-19 saat ini karena vaksin juga butuh waktu untuk bekerja membangkitkan imun tubuh," bunyi pernyataan NHS Trust dilansir My London.

"Banyak pekerja kami yang sudah divaksin flu dan covid-19 saat ini. Efek samping satu-satunya hanyalah di bagian lengan. Sungguh hoaks seperti ini sangat tidak menghargai kinerja kami dan membuat panik masyarakat."

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Waspada Sebarkan Hoaks

Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Hingga 29 Desember 2020 lalu tercatat ada 390 pasien covid-19 yang dirawat NHS Trust, 19 diantaranya memakai ventilator. Total ada 769 pasien yang tewas di RS itu sejak pandemi dimulai.

"Hati-hati pada apa yang Anda sebarkan. Ada banyak alasan orang menyebar hoaks, ada yang tidak tahu atau memang disengaja, dan ini sangat menganggu," bunyi pernyataan itu lagi.

"Tidak ada yang bisa memeriksa fakta semua konten yang ada. Jadi semua tergantung kita menentukan mana yang fiksi atau fakta dan itu menyangkut nyawa."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya