Liputan6.com, New York - Bursa Efek New York mengatakan tidak lagi berencana untuk menghapus saham tiga perusahaan raksasa telekomunikasi China. Keputusan itu berubah dari sebelumnya berencana hapus tiga perusahaan tersebut.
Bursa Efek New York membatalkan rencana itu setelah konsultasi lebih lanjut dengan otoritas terkait dengan Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri. Saham China Telecom, China Mobile dan China Unicorn yang tercatat di bursa saham Hong Kong menguat setelah beredar berita tersebut.
Pada Kamis pekan lalu, Bursa Efek New York menyatakan akan menghapus saham tiga perusahaan raksasa China itu sesuai dengan perintah eksekutif yang diteken oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Demikian dilansir dari CNBC, Rabu (6/1/2021).
Baca Juga
Advertisement
Perintah November berusaha melarang perusahaan dan individu Amerika Serikat berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang diduga oleh pemerintahan Trump membantu militer China.
Indeks saham utama seperti MSCI, Indeks S&P, Dow Jones, dan FTSE Russell juga mengambil langkah untuk mematuhi perintah eksekutif tersebut.
Otoritas China atau The China Securities Regulatory Commision menyatakan, perintah eksekutif didasarkan pada "tujuan politik” dan sepenuhnya mengabaikan situasi sebenarnya dari perusahaan yang relevan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bursa Saham Asia Bervariasi
Sebelumnya, laju bursa saham Asia cenderung beragam pada Rabu, (6/1/2021) seiring fokus investor kini kepada perusahaan raksasa teknologi China dan sektor saham energi.
Di Jepang, pada awal perdagangan, indeks saham Jepang Nikkei melemah. Sementara itu, indeks saham Topix naik 0,32 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1 persen.
Sementara itu, indeks saham Australia tergelincir pada perdagangan pagi. Indeks saham ASX melemah 0,34 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,18 persen.
Sementara itu, saham energi cenderung melonjak pada perdagangan Rabu pagi setelah Arab Saudi menyetujui pengurangan produksi sukarela pada Februari dan Maret.
Di Australia, Beach Energy melonjak 5,43 persen dan Santos naik 4,42 persen. Inpex Jepang melonjak 4,17 persen dan S-Oil di Korea Selatan naik sekitar tujuh persen.
Saham raksasa teknologi China Tencent dan Alibaba juga akan dipantau oleh investor setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump teken perintah eksekutif yang melarang transaksi dengan delapan aplikasi perangkat lunak China.
Hal itu termasuk WeChat Pay, dan Ant Group Alipay. Perintah tersebut hanya akan berlaku setelah Trump meninggalkan jabatannya.
Dari sisi data ekonomi, Indeks Markit Services Purchasing Managers juga akan dirilis pada Rabu pagi.
Advertisement