Gunung Semeru Luncurkan Lava Pijar Sejauh 1.000 Meter ke Arah Besuk Kobokan

PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Api Semeru untuk tetap waspada.

oleh Arie Nugraha diperbarui 06 Jan 2021, 09:30 WIB
Material vulkanik dimuntahkan dari kawah Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Selasa (1/12/2020). Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur meletus pada Selasa dini hari, 1 Desember 2020. (AP Photo)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Semeru, Jawa Timur, untuk tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas, karena saat ini suhunya masih tinggi.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, pasalnya pada hasil pengamatan Gunung Api Semeru, Selasa, 5 Januari 2021, teramati terjadi tiga kali guguran lava pijar jarak luncur 200-1.000 meter ke arah Besuk Kobokan. Teramati pula terdapat api diam dan sinar api dengan ketinggian 50 meter.

"Terdengar tiga kali suara letusan atau gemuruh. Erupsi masih terjadi, tetapi kolom erupsi dan hembusan gas tidak teramati karena tertutup kabut," ujar Kasbani menurut keterangan yang diterima Liputan6.com, Rabu (6/1/2021).

Kondisi cuaca sendiri ungkap Kasbani terpantau cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, barat daya, dan selatan. Secara umum Gunung Api Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Berdasarkan rekaman seismograf pada 5 Januari 2021 tercatat Gunung Semeru mengalami sembilan kali gempa letusan atau erupsi, satu kali gempa guguran, tujuh kali gempa hembusan, 18 kali tremor harmonik, satu kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik jauh dan dua kali getaran banjir.

"Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Masyarakat agar mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," kata Kasbani.

PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM menerangkan dalam status Level II atau Waspada agar masyarakat, pengunjung dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 4 Kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

Kasbani menekankan masyarakat harus mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini sebut Kasbani, akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

"Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi eksplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 24 Desember 2020 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati," jelas Kasbani.

Untuk peringatan keselamatan jalur penerbangan akibat aktivitas vulkanik (VONA) yang terakhir terkirim kode warna oranye, terbit pada tanggal 23 Desember 2020 pukul 15.46WIB. Pada waktu itu abu vulkanik Gunung Semeru teramati dengan ketinggian 4.176 mdpl atau sekitar 500 meter di atas puncak. 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Infografis

Infografis Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya