Liputan6.com, Jakarta - Penipuan berkedok lowongan kerja masih marak terjadi. Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang menciptakan banyak pengangguran baru. Momentum ini, kerap dimanfaatkan oleh sejumlah oknum mengatasnamakan sebuah Perusahaan Terbuka (PT) untuk melakulan rekrutmen palsu.
Seperti yang dialami oleh Ambria Febriyan. Pria asal Bekasi ini hampir saja menjadi korban penipuan lowongan kerja. Untuk bisa mencapai tahap interview dirinya dimintai uang jaminan lebih dari setengah juta. Uang tersebut ditujukan untuk mempermulus proses perekrutan.
Advertisement
"Modusnya dia minta duit jaminan Rp600.000 dulu buat bikin ID Card, Nanti kalau udah ngasih langsung interview sama manager," ujarnya kepada merdeka.com, Rabu (6/1/2020).
Awalnya Ambria tidak menaruh curiga sama sekali ketika mendapatkan panggilan seleksi sekaligus interview dari perusahaan bersangkutan, melalui email dan WhatsApp pribadinya. Pesan itu berupa konfirmasi jadwal interview yang dikirim dari HRD Personalia persuahaan tersebut.
Sebelum mendapatkan panggilan, dirinya memang telah mengirimkan email ke perusahaan tersebut dengan format sesuai dengan ketentuan diminta perusahaan. Adapun informasi lowongan pekerjaan di salah satu perusahaan itu didapat dari media sosial Instagram dan website atau situs pencari kerja.
Namun rasa curiga itu muncul, ketika alamat yang ditujukan pihak perusahaan hanya berupa ruko dua lantai berukuran sedang, dengan warna krem, di tambah lantai satu yang di isi juga sebagai kantor cabang perusahaan jasa ekspedsi JNE. Lokasinya tepat berada di Jalan Suryopranoto, Jakarta Selatan.
Ketika tiba, dirinya yang datang bersama dengan temannya, langsung disambut oleh satpam setempat. Tidak memakan waktu lama, keduanya langsung dipersilahkan masuk dan naik ke lantai dua untuk melakukan proses seleksi atau interview.
"(Satpamnya) tau gua temenan sama Sakoy langsung di interview berdua," imbuh pria yang kerap disapa Arab itu.
Arab menceritakan, ketika berada di ruangan, tanpa basa basi salah satu oknum perusahaan langsung meminta uang jaminan sebesar Rp600.000. "Gua bilang sama Sakoy (ke petugasnya) cuma ada duit Rp50 ribu. Tetep mau diminta juga sama dia," jelasnya.
Tanpa pikir panjang, melihat keanehan tersebut keduanya memilih untuk balik badan dan tidak melanjutkan. Usai keluar ruko, bahkan dirinya mengaku sempat diawasi oleh petugas satpam setempat, dan diminta untuk langsung pulang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kian Banyak saat Pandemi
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mengatakan penipuan berkedok lowongan kerja ini memang masih marak terjadi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Cara digunakan pun beragam. Salah satunya menawarkan pekerjaan dengan gaji besar.
"Jangan mudah teriming-iming imbalan besar di tengah pandemi seperti ini memang pertama kewaspadaan harus kita pasang," kata dia saat dihubungi merdeka.com.
Tak hanya itu, modus yang paling mencolok digunakan oleh penipu ini adalah meminta uang jaminan kepada calon pekerja. Menurutnya itu tidak masuk akal. Sebab, perusahaan lah yang mengeluarkan uang untuk seluruh proses prekrutan.
"Kalau emmang itu perusahaan benar-benar nyata namanya rekrutmen mengeluarkan biaya bagi perusahaan itu sendiri," jelasnya.
Dia pun meminta kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan melihat secara cermat perusahaan yang menawarkan lowongan kerja tersebut. Cara paling mudah adalah melakukan review terkait dengan nama perusahaan terkait.
"Pertama dari masyarakat harus cemrat melihat jangan mudah teriming lowongan pekejraan melalui proses pembayaran. Cermat dalam memilih atau membaca iklan dilihat dulu review tanggapannya," ujarnya,
Atas maraknya penipuan tersebut, dia pun meminta kepada pemerintah untuk menindak tegas perusahaan-perusahaan nakal tersebut. Pemerintah juga diminta untuk memberikan himbauan khusus kepada masyarakat agar tidak kembali menjadi korban.
Sementara itu, mengutip laman resmi jobstreet.com disebutkan ciri-ciri undangan interview palsu, biasanya tidak menyebut posisi atau lowongan. Mereka hanya menyebutkan langsung informasi lokasi dan waktu untuk interview kerja, juga persyaratan dasar seperti membawa fotokopi KTP, alat tulis dan printan surat undangan dari email.
Hal lain yang paling menonjol dari undangan kerja wawancara palsu adalah lembaran/lampiran tentang informasi wawancara yang terlalu banyak. Hingga membuat informasi yang ada di undangan wawancara kerja tersebut terlihat tidak relevan dan tidak masuk akal.
Kemudian cara paling gampang untuk mengetahui apakah undangan wawancara kerja tersebut benar atau tidak, bisa kamu langsung cari di internet nama perusahaan yang dicantumkan pada undangan wawancara. Dan lihat artikel atau website terkait apa yang keluar dalam pencariannya.
Jika undangan itu memang asli pasti akan keluar website resmi perusahaan terkait, atau informasi lengkap atau profil perusahaannya secara lengkap seperti alamatnya, jam kerjanya hingga nomor kantornya. Tapi jika yang keluar justru blog-blog atau situs cari kerja berarti ada kemungkinan undangan itu adalah modus penipuan.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Advertisement