Jelang Penyuntikkan Vaksin Covid-19, Ini 4 Pesan Menkes Budi

Presiden Jokowi telah meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk menyiapkan segala hal terkait penyuntikkan vaksin Covid-19 di Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Jan 2021, 06:46 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin tentang pengadaan vaksin COVID-19. (Foto: jabarprov.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk menyiapkan segala hal terkait penyuntikkan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Salah satu yang diminta Jokowi adalah Menkes dapat mempercepat vaksinasi Covid-19 agar tidak berlangsung lama.

Bahkan Jokowi meminta kepada Menkes Budi agar penyuntikkan vaksin Covid-19 dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Menjawab tantangan tersebut, Menkes Budi pun menyanggupinya.

"Tadi Bapak Presiden memberikan tantangan, apakah bisa dipercepat sehingga bisa selesai dalam waktu 12 bulan? Kami akan berusaha keras dan kami butuh dukungan dari seluruh teman-teman untuk melakukan hal ini," ujar Budi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 6 Januari 2021.

Guna mendukung hal tersebut, Budi pun meminta kepada puskesmas maupun fasilitas kesehatan di Indonesia untuk melakukan registrasi atau pendaftaran.

"Yang pertama adalah untuk seluruh puskesmas, rumah sakit, dan klinik, tolong segera mendaftar ke aplikasi P-Care-nya BPJS, tolong dikomunikasikan terus ke mereka untuk mendaftarkan," kata Budi.

Berikut deretan pesan Menkes Budi jelang penyuntikkan vaksin Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harap Masyarakat Kurangi Mobilitas

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi RSHS Bandung, 30 Desember 2020. (Foto: Liputan6com/AdityaEkaPrawira)

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sudah 500 tenaga kesehatan yang gugur selama pandemi Covid-19. Karena itu dia meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas.

Diketahui pemerintah sudah melakukan pembatasan kegiatan di Jawa dan Bali mulai 11 sampai 25 Januari 2021.

"Sudah lebih dari 500 tenaga kesehatan kita yang wafat. Oleh karena itu, saya minta tolong. Tolong kita bantu mereka, kita lindungi mereka, kita jaga mereka dengan mengurangi mobilitas dalam 2 minggu mulai tanggal 11 Januari," kata Budi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 6 Januari 2021.

Dia menuturkan, kegiatan pembatasan tersebut lantaran melonjaknya kasus positif Covid-19. Dirinya mengakui bahwa liburan panjang membuat rata-rata kasus aktif virus corona naik signifikan hingga 40 persen.

Menurut Budi, kondisi ini memberi tekanan kepada rumah sakit dan tenaga kesehatan. Pasalnya, tingkat keterisian tempat tidur di ICU dan ruang isolasi menjadi melonjak naik dan penuh.

"Apalagi pada kenyataannya event sebelum mulai liburan kondisi rumah sakit kita sudah lumayan penuh, berapa sudah sangat penuh. Tenaga kesehatan kita juga sudah cukup lama dan cukup letih menangani pandemi Covid ini," papar dia.

Oleh sebab itu, masyarakat diminta mengurangi mobilitas sebab dapat meningkatkan laju penyebaran virus Corona. Hal ini dinilai dapat mengurangi beban para tenaga kesehatan yang berbulan-bulan menghadapi pandemi Covid-19.

"Jangan lupa memakai masker, sekali lagi jangan lupa memakai masker, dan sekali lagi jangan lupa memakai masker. Itu adalah hal yang sangat penting selain mencuci tangan dan menjaga jarak," kata Budi.

 


Minta Faskes Lakukan Dua Hal

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. (Istimewa)

Kemudian, Budi mengatakan ada dua hal terkait persiapan program vaksinasi Covid-19, yang harus dilakukan oleh puskesmas maupun fasilitas kesehatan di Indonesia.

"Yang pertama adalah untuk seluruh puskesmas, rumah sakit, dan klinik, tolong segera mendaftar ke aplikasi P-Care-nya BPJS, tolong dikomunikasikan terus ke mereka untuk mendaftarkan," kata Budi.

Dia mengatakan, apabila fasilitas kesehatan belum melakukan pendaftaran P-Care BPJS Kesehatan, akan terjadi kesulitan dalam pelayanan vaksinasi, terutama untuk mencatat dan menangani apabila ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Selain itu, Budi juga meminta agar puskesmas, klinik, dan rumah sakit, yang kekurangan lemari es atau pendingin untuk vaksin Covid-19 untuk segera melapor ke pihak-pihak terkait.

"Kalau misalnya ada fasilitas lemari es atau pendingin yang kurang untuk menyimpan vaksin, tolong segera mengontak dinas kesehatan terdekat, tolong kontak Kementerian Kesehatan yang terdekat," kata Budi.

"Kalau perlu juga bisa dikirim ke Twitter sama Instagram atau Facebook saya, supaya kami bisa cepat menangani," sambung Mantan Wakil Menteri BUMN itu.

 


Targetkan Vaksinasi Covid-19 ke 1,6 Juta Tenaga Kesehatan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap sebelum masuk ke ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat (Foto: Biro Humas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)

Menurut Budi, pihaknya menargetkan vaksinasi Covid-19 tahap awal kepada tenaga kesehatan dapat rampung pada Februari 2021.

Adapun program vaksinasi Covid-19 ini rencananya akan dimulai pada pekan depan.

"Tahap pertama yang 1,6 juta tenaga kerja kesehatan ini kami rencanakan selesai di bulan Januari dan Februari," kata Budi.

Setelah tenaga kesehatan sudah selesai, maka tahapan berikutnya yakni, vaksinasi kepada 17,4 juta tenaga layanan publik. Selanjutnya, 21,5 juta masyarakat dengan usia lanjut.

"Kami harapkan bisa kita mulai di bulan maret atau April tahun ini juga," ucap Budi.

 


Usahakan Vaksinasi Covid-19 Selesai Setahun

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, bersiap memasuki ruang perawatan pasien COVID-19. Tampak dua orang dokter menemani Budi saat akan memasuki tempat para pasien terinfeksi Virus Corona dirawat (Foto: Biro Humas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)

Lantas, Budi pun mengaku diberi tantangan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menuntaskan vaksinasi Covid-19 dalam satu tahun. Budi awalnya menargetkan program vaksinasi selesai dalam waktu 15 bulan.

Namun, dalam rapat terbatas, Jokowi meminta agar vaksinasi diselesaikan lebih cepat. Adapun pemerintah menargetkan 181 juta masyarakat harus divaksin untuk mencapai herd immunity (kekebalan komunitas).

"Tadi Bapak Presiden memberikan tantangan, apakah bisa dipercepat sehingga bisa selesai dalam waktu 12 bulan? Kami akan berusaha keras dan kami butuh dukungan dari seluruh teman-teman untuk melakukan hal ini," ujar Budi.

Pemerintah sendiri telah mulai mendistribusikan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 ke 34 provinsi sejak Minggu, 3 Januari 2021. Proses pendistribusian vaksin diharapkan selesai pada Kamis, 7 Januari 2021.

"Kami harapkan vaksinnya dikirim bertahap mulai tanggal 3, tanggal 4 dan tanggal 5 bisa selesai didistribusikan. Paling lambat tanggal 7 Januari di 34 provinsi seluruh Indonesia," kata Budi.

Dia mengatakan program vaksinasi Covid-19 direncanakan dimulai pada pekan kedua Januari 2021 atau minggu depan. Kendati begitu, pemerintah masih menunggu Emergency Use of Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

"Kami kemudian akan menunggu persetujuan dari BPOM sebelum kemudian Insyaallah akan mulai penyuntikan vaksin tersebut di minggu kedua Januari 2021 ini," jelas Budi.


Vaksin Covid-19 dan Rencana Vaksinasi di Indonesia

Infografis Vaksin Covid-19 dan Rencana Vaksinasi di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya