Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) menawarkan jasa jual dan beli emas. Layanan ini melengkapi jasa gadai yang telah diberikan sejak awal. Layanan jual beli emas milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bernama Mulia.
Penjualan emas batangan di Pegadaian ini bisa secara tunai atau angsuran dengan proses mudah dan jangka waktu yang fleksibel.
Advertisement
Ada beberapa jenis emas yang dijual oleh perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun lalu ini. Jenis emas yang terdaftar adalah emas Antam, emas Retro, emas Batik, dan emas UBS. Semua jenis emas itu hanya tersedia di outlet Pegadaian.
Setiap harinya harga emas yang dijual terus berubah. Pada Kamis, 7 Januari 2020, harga emas di Pegadaian terpantau naik jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas PT Pegadaian (Persero) pada Kamis 7 Januari 2021:
Harga Emas Antam
- 2,0 gram = Rp 1.986.000
- 3,0 gram = Rp 2.952.000
- 5,0 gram = Rp 4.885.000
- 10,0 gram = Rp 9.711.000
- 25,0 gram = Rp 24.145.000
- 50,0 gram = Rp 48.207.000
- 100,0 gram = Rp 96.332.000
Harga Emas Antam Retro
- 0,5 gram = Rp 479.000
- 1,0 gram = Rp 957.000
- 2,0 gram = Rp 1.912.000
- 3,0 gram = Rp 2.867.000
- 5,0 gram = Rp 4.779.000
- 10,0 gram = Rp 9.557.000
- 25,0 gram = Rp 23.890.000
- 50,0 gram = Rp 47.779.000
- 100,0 gram = Rp 95.557.000
Harga Emas Antam Batik
- 0,5 gram = Rp 638.000
- 1,0 gram = Rp 1.181.000
Harga Emas UBS
- 0,5 gram = Rp 526.000
- 1,0 gram = Rp 986.000
- 2,0 gram = Rp 1.954.000
- 5,0 gram = Rp 4.829.000
- 10,0 gram = Rp 9.606.000
- 25,0 gram = Rp 23.967.000
- 50,0 gram = Rp 47.834.000
- 100,0 gram = Rp 95.630.000
- 250,0 gram = Rp 239.003.000
- 500,0 gram = Rp 477.441.000.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Emas Anjlok Lebih dari 2 Persen, Saatnya Beli?
Harga emas jatuh lebih dari 2 persen pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta), terpukul oleh rebound nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) karena imbal hasil Treasury AS melonjak.
Dikutip dari CNBC, Kamis (7/1/2021), harga emas di pasar spot turun 2,2 persen pada USD 1.907,21 per ounce, setelah sebelumnya mencapai puncak hampir dua bulan di USD 1.959,01.
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 2,3 persen menjadi USD 1.909,10.
"Imbal hasil (obligasi) yang lebih tinggi telah mendorong dolar dan memicu aksi jual emas yang dipercepat dengan berada di bawah USD 1.935-40," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Mulia di BMO.
"USD 1.900 adalah poros penting yang perlu dipertahankan untuk mempertahankan narasi bullish jangka pendek," lanjut dia.
Imbal hasil Treasury AS 10-tahun, naik di atas 1 persen untuk pertama kalinya sejak Maret, meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas tanpa bunga.
Indeks dolar menguat setelah turun ke posisi terendah 2,5 tahun terakhir, membuat emas kurang menarik bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Tapi Wong dari BMO mengatakan ini adalah kesempatan untuk membeli emas. Investasi emas tetap didukung sebagai lindung nilai inflasi, dengan investor mengharapkan lebih banyak stimulus fiskal karena Demokrat memimpin dalam pemilihan putaran kedua yang akan menentukan kendali Senat AS.
Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger, mengatakan kemunduran adalah langkah jangka pendek karena potensi Gelombang Biru di Senat AS akan menjadi negatif dolar dan mendukung emas dan perak dari perspektif jangka panjang.
Logam lain mengikuti penurunan harga emas. Perak turun 2,6 persen menjadi USD 26,86 per ounce. Sementara harga platinum turun 1,4 persen menjadi USD 1.095,98. Kedua logam telah jatuh lebih dari 3 persen di awal sesi.
Sedangkan harga Palladium turun 1,2 persen menjadi USD 2.438,71, setelah sebelumnya anjlok 3 persen.
Advertisement
Harga Emas Bakal Balik ke Level Rp 1 Juta per Gram? Simak Prediksinya
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas akan terus mengalami penguatan di kuartal I-2021. Besaran kenaikan harga logam mulia sendiri diyakini mencapai Rp 994.276 per gram atau USD2.045 per troy ounce (toz).
"Kemungkinan harga emas di kuartal-I ini terus naik. Nilainya di atas USD 2.000 per toz hingga USD 2.045 per troy ounce atau Rp994.276 lah," tuturnya saat dikonfirmasi Merdeka.com, Rabu (6/7).
Ibrahim mengatakan, kenaikan harga emas di kuartal awal tahun ini dipicu akan dilantiknya Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden yang menggantikan Donald Trump. Mengingat fokus Biden ialah melakukan perbaikan ekonomi Amerika yang terdampak parah pandemi Covid-19.
"Sehingga stimulus besar-besaran diharapkan masih akan berlanjut. Dan di tengah situasi mencari kepastian ini orang akan masih memilih investasi emas," terangnya.
Kendati demikian, keperkasaan harga emas diyakini hanya bersifat sementara. Menyusul telah terdistribusinya vaksin Covid-19 di sejumlah negara.
Alhasil, harga emas di kuartal berikutnya diperkirakan akan mencapai titik terendahnya di angka USD 1.740 per troy ounce. Namun secara keseluruhan, dengan adanya fluktuasi harga emas, di akhir tahun akan berada di level USD 1.600-an per troy ounce, sehingga emas akan kesulitan untuk kembali menembus level Rp1 juta.
"Angka ini sangat wajar karena 1.600 ini muncul dari fluktuasi harga emas di awal tahun dan mulai kembali turun setelah kuartal I-2021 terdistribusinya vaksin di sejumlah negara. Jadi, peluang untuk ke angka Rp1 juta untuk emas agak sulit," ucap dia mengakhiri.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com