Pasca Kerusuhan AS, Indeks Dolar Menguat di Sejumlah Negara

Kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat membuat indeks dolar terhadap mata uang negara lain tertekan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2021, 13:07 WIB
Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berdiri di atas kendaraan polisi di Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Kericuhan terjadi saat massa pendukung Donald Trump merangsek masuk ke dalam Gedung Capitol Hill. (AP Photo/Julio Cortez)
Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berdiri di atas kendaraan polisi di Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Kericuhan terjadi saat massa pendukung Donald Trump merangsek masuk ke dalam Gedung Capitol Hill. (AP Photo/Julio Cortez)

Liputan6.com, Jakarta - Kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat membuat indeks dolar terhadap mata uang negara lain tertekan. Khususnya pada perdagangan di pasar Asia Oceania yang sempat menguat di perdagangan pasar Asia.

"Penguatan indeks dolar juga terbatas. Tadi kita lihat di pasar Amerika, di pasar asia oceania ini sedikit menguat semua. Indeks dolar saat ini kembali menguat dalam perdagangan pasar di Asia," tutur analis Ibrahim Assuhaibi saat dihubungi Merdeka.com, Jakarta, Kamis, (7/1).

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka ini menyebut, kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat mirip dengan pesta demokrasi yang pernah dialami Indonesia beberapa waktu lalu. Ketidak "Kejadian di Amerika Serikat seperti kejadian Pilpres di Indonesia pada saat Jokowi dengan Prabowo," kata dia.

Hanya saja, Donald Trump yang kalah dari Joe Biden pada Pilpres 2020 lalu. Trump merasa dirinya menang dan dicurangi sehingga melakukan aksi demo. Namun, dampak tersebut hanya bersifat sementara. Sebab Pilpres Amerika Serikat telah memenangkan pasangan Joe Biden dan Kamala Harris.

Meski begitu, penguatan dolar tersebut tidak hanya dipicu kerusuhan di Amerika Serikat. Kondisi ini juga dipicu perkembangan pandemi Covid-19 yang berkembang di beberapa negara.

Dalam waktu yang bersamaan, Jerman dan Jepang melakukan kebijakan penguncian wilayah. Selain itu, ditemukannya kembali kasus baru di China. Sementara di Korea Selatan terjadi kenaikan kasus baru dari penyebaran virus corona.

"Kerusuhan di Amerika ini bersamaan dengan Jerman yang melakuan lockdown, Jepang lockdown dan Korea Selatan mengalami kenaikan kasus dan Tiongkok ada perkembangan kasus Covid-19," tutur Ibrahim.

Akibatnya, kata Ibrahim wajar bila terjadi koreksi terhadap mata uang. Penguatan indeks dolar tersebut sebagai akibat dari demo yang berakhir rusuh dan beberapa faktor lain. 

Reporter : Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kerusuhan AS Bisa Beri Sentimen Positif ke Pasar Saham Dalam Negeri

Capitol Hill, DPR Amerika Serikat - AP

Kerusuhan di gedung parlemen AS di Washington dinilai bisa membawa sentimen positif bagi pasar saham Indonesia kendati bersifat jangka pendek.

Itu karena kerusuhan itu membuat kondisi politik negeri Paman Sam menjadi panas. Sehingga memicu keluarnya dana dari pasar saham AS ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.

"Situasi chaos di Capitol Hill akan menyebabkan risiko politik meningkat di AS. Dampaknya bisa ke keluarnya dana dari pasar modal AS ke negara lain," ujar Ekonom sekaligus Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (7/1/2021).

Sentimen positif ini terlihat langsung dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 0,93 persen pada pagi ini. Kemudian diikuti nilai pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 175 miliar oleh investor asing.

"Sepertinya indonesia diuntungkan dalam jangka pendek, terlihat IHSG pagi ini naik 0,93 persen dan dana asing mencatat nett buy atau beli bersih saham Rp175 miliar di bursa," ujar dia mengakhiri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya