Liputan6.com, Jakarta - Sejak memasuki era bekerja dari rumah (work from home/WFH) pada sebagian besar sektor pekerjaan menjadikan risiko terjadinya kejahatan siber terus meningkat.
Pasalnya, pekerjaan dilakukan dengan menggunakan perangkat jaringan rumah dan perangkat pribadi.
Advertisement
Perusahaan keamanan siber Trend Micro menyebutkan beberapa ancaman siber yang bakal terjadi. Keamanan data cloud juga perlu diperhatikan lebih serius pada masa sekarang.
Para penjahat siber akan menyasar perangkat-perangkat dan jaringan rumahan yang digunakan karyawan perusahaan.
Tingkat keamanan perangkat pribadi biasanya lebih rendah dibandingkan dengan tingkat keamanan perusahaan. Hal ini yang menjadi celah bagi penjahat siber untuk masuk.
“Target utamanya adalah perusahaan, namun jalurnya melalui bagian-bagian kecil yakni karyawan,” ungkap Country Manager Trend Micro Indonesia, Laksana Budiwiyono dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/1/2021).
Penggunaan VPN
Biasanya Virtual Private Network (VPN) digunakan untuk mengamankan jaringan, namun perlu diperhatikan layanan VPN juga dapat menjadi celah masuknya virus atau akses bagi penjahat siber.
Kemudian, maraknya misinformasi. Kesalahan informasi akan dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk memengaruhi korban mengikuti arahan sehingga dapat merugikan.
“Langkahnya lebih jauhnya adalah akan ada sabotase produk dan pencurian data,” katanya.
Laksana menambahkan, yang paling rentan menjadi sasaran adalah sektor kesehatan dan keuangan. Tak dapat dipungkiri sektor keamanan mendapat lebih banyak pemasukan pada masa pandemi.
Pada sektor keuangan, banyak transaksi yang dilakukan, hal ini bisa menjadi celah.
“Beberapa waktu lalu, sempat ramai soal kasus saldo yang berkurang, ini salah satu contoh,” ucapnya.
Advertisement
Langkah Antisipasi
Setelah menjelaskan beberapa ancaman yang akan terjadi, Trend Micro menyarankan langkah-langkah untuk mengantisipasi terjadinya kejahatan siber.
Pertama, mendorong edukasi dan pelatihan karyawan untuk lebih memahami tentang bagaimana cara terbaik dalam menjaga keamanan perusahaan ketika membawa pekerjaan ke rumah, termasuk pelarangan untuk menggunakan perangkat pribadi.
Lalu, mempertahankan kontrol akses yang ketat untuk jaringan perusahaan maupun jaringan rumah, termasuk zero trust atau tidak mudah mempercayai sumber.
Kemudian, menggandakan praktik terbaik keamanan dan program manajemen patch. Terakhir, meningkatkan deteksi ancaman dengan ahli keamanan untuk melindungi pekerjaan di cloud, email, PC, jaringan, dan server sepanjang waktu.
Presales Consultant Trend Micro Indonesia, Teguh Wilidarma, menuturkan untuk menambah kewaspadaan diperlukan menggunakan aplikasi dari sumber resmi penyedia.
“Aplikasi harus di-download menggunakan store resmi. Dilihat dari review di aplikasi, posisitf atau negatif, dan juga reputasi penyedia. Memastikan jika ditemukan aplikasi ini melakukan sesuatu yang di luar batas normal. Perlu bersikap semakin kritis,” pungkasnya.