FOTO: Penghuni Baru Kolong Rel

Gemuruh lintasan kereta terdengar jelas mengiringi sekelumit kehidupan para penyandang tunawisma yang menetap di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT) di kawasan Manggarai, Jakarta

oleh Arny Christika Putri diperbarui 07 Jan 2021, 19:30 WIB
Penghuni Baru Kolong Rel
Gemuruh lintasan kereta terdengar jelas mengiringi sekelumit kehidupan para penyandang tunawisma yang menetap di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT) di kawasan Manggarai, Jakarta
Potret Kohar (63), salah satu tunawisma, saat berada di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT) di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Sedikitnya 8 keluarga saat ini menjadi penghuni kolong lintasan DDT yang baru rampung tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Sejumlah gerobak terparkir di dekat lapak tunawisma di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT), kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Para tunawisma ini baru 3 bulan menetap di bangunan berdinding triplek beralaskan bekas spanduk serta barang bekas. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Kohar, 63, menarik gerobaknya untuk mencari barang bekas di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT) di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Kohar tinggal di kolong rel setelah gubuk miliknya tergusur oleh proyek jalur DDT di dekat Stasiun Manggarai (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas tunawisma yang menetap di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT), kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Sedikitnya 8 keluarga saat ini menjadi penghuni kolong lintasan DDT yang baru rampung tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Seorang tunawisma memasak di dekat tempat tidurnya di kolong rel dwi ganda di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Mereka yang terpaksa berprofesi sebagai pemulung memilih tinggal di kolong rel akibat ketimpangan sosial yang semakin tinggi di Ibu Kota. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Salah satu tiang pancang dihiasi jemuran dan gubuk milik Siti di kolong rel dwi ganda di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Siti (45) mengaku juga baru beberapa bulan tinggal di kolong bersama suami usai dirinya tak mampu lagi membayar kontrakan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Kereta Commuter Line saat melintas di atas lapak para tunawisma di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT), kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Sedikitnya 8 keluarga saat ini menjadi penghuni kolong lintasan DDT yang baru rampung tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Seorang tunawisma tidur di lapaknya di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT), kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Mereka yang terpaksa berprofesi sebagai pemulung memilih tinggal di sana akibat ketimpangan sosial yang semakin tinggi di Ibu Kota. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas tunawisma yang menetap di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT), kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Sedikitnya 8 keluarga saat ini menjadi penghuni kolong lintasan DDT yang baru rampung tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas tunawisma yang menetap di kolong rel dwi ganda atau double-double track (DDT), kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Mereka yang terpaksa berprofesi sebagai pemulung memilih tinggal di sana akibat ketimpangan sosial yang semakin tinggi di Ibu Kota. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya