Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat sebanyak 19 kali guguran lava pijar dari Gunung Merapi di daerah istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Jarak luncur maksimumnya 800 meter ke arah kali Krasak.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani selain guguran lava pijar, Gunung Merapi juga mengeluarkan awan panas sebanyak empat kali arah kali Krasak jarak luncur maksimal 400 meter dengan tinggi kolom 200 meter.
Advertisement
"Suara guguran tiga kali intensitas lemah hingga sedang dari Babadan," ujar Kasbani di Bandung, Jumat (8/1/2021).
Kasbani mengatakan berdasarkan pantauan visual, Gunung Merapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, tinggi asap sekitar 20-100 meter dari puncak.
Kondisi cuaca disekitar gunung terpantau cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur, barat daya dan barat. Melalui rekaman seismograf pada 7 Januari 2021 tercatat Gunung Merapi mengeluarkan empat kali gempa awan panas guguran.
"Terjadi juga 117 kali gempa guguran, 99 kali gempa hembusan, 251 kali gempa hybrid atau fase banyak, 45 kali gempa vulkanik dangkal serta tiga kali gempa tektonik jauh," kata Kasbani.
Kasbani menjelaskan otoritasnya menerbitkan rekomendasi prakiraan daerah bahaya meliputi Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari), Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, daerah istimewa Yogyakarta.
Sedangkan untuk di Provinsi Jawa Tengah meliputi Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar), Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono), Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2), Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
"Juga di Kabupaten Boyolali, Kecamatan Selo untuk Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang), Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur), Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi)," sebut Kasbani.
Daerah lainnya ungkap Kasbani, yaitu untuk Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur), Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles), Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang), Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Kasbani menuturkan aktivitas penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
"Pelaku wisata juga agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak," tukas Kasbani.
Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi, Kasbani meminta Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
Peringatan jalur keselamatan penerbangan (VONA) juga telah diperbaharui oleh otoritasnya, terbit pada tanggal 7 Januari 2021 pukul 09.57 WIB dengan kode oranye. Pada saat itu abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.168 m di atas permukaan laut (mdpl) atau sekitar 200 meter diatas puncak.
Status tingkat aktivitas Gunung Merapi masih di Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB. Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2.968 m dpl mengalami erupsi tidak menerus.
Letusan terakhir terjadi pada tanggal 21 Juni 2020 dengan tinggi kolom erupsi 6.000 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Infografis
Advertisement