Liputan6.com, Jakarta - Grup Alibaba berpotensi mengumpulkan dana sebanyak USD 8 miliar atau Rp 112 triliun (Rp 14.009) dengan menjual obligasi dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan depan. Hal ini memberikan investor global untuk bertaruh pada prospek jangka panjang raksasa e-commerce China.
Namun, Grup Alibaba incar dana USD 5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun (Rp 14.009) dari penerbitan obligasi. Akan tetapi, diperkirakan dapat berakhir lebih tinggi tergantung pada permintaan investor. Hal itu disampaikan seorang sumber dikutip dari yahoo finance, ditulis Jumat, (8/1/2021).
Kesepakatan penawaran itu akan dilakukan bertahap dengan tenor spesifik yang belum ditentukan. Alibaba pun enggan berkomentar.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya perusahaan Jack Ma menghadapi tindakan keras regulasi dan penyelidikan antitrust akan menjadi tanda kepercayaan investor global terhadap perusahaan tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, pejabat blokir IPO Ant Group Co senilai USD 35 miliar, dan mengusulkan aturan baru untuk mengekang dominasi raksasa internet tersebut, dan mendenda Alibaba atas akuisisi pada tahun sebelumnya.
"Kami melihat penerbitan tersebut sebagai sesuatu yang eksploratif mengingat ketidakpastian yang lebih luas seputar Ant/Jack Ma. Ini mungkin mengungkapkan seberapa serius investor global memandang lingkungan yang berkembang pesat di China dan potensi dampaknya pada Alibaba,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ekspansi Alibaba
Penjualan obligasi itu terjadi ketika perusahaan berbondong-bondong ke pasar obligasi global. Investor mencari aset dengan imbal hasil lebih tinggi di tengah suku bunga sangat rendah. Sepanjang tahun ini, penawaran obligasi mencapai USD 65 miliar, dari periode 2020 lebih dari USD 3,6 triliun.
Alibaba memasuki pasar utang global untuk pertama kali pada 2014. Saat itu dana yang dikumpulkan mencapai USD 8 miliar tak lama setelah pencatatan saham perdana di New York. Kemudian terbitkan obligasi USD 7 miliar pada 2017, dan perlu bayar utang obligasi jatuh tempo USD 1,5 miliar pada 2021.
Alibaba dalam beberapa tahun terakhir menghabiskan miliaran dolar AS untuk mendapatkan saham di perusahaan rintisan yang menjanjikan, memperluas jaringan logistik dan layanan cloud hosting, serta membangun bisnis global lewat toko online Lazada.Kini sedang bertarung dalam pengiriman makanan dengan Meituan sambil berhadapan dengan JD.com dan Tencent Holdings Ltd dalam bisnis makanan hingga ritel.
Alibaba mengumpulkan sekitar USD 11 miliar dari penjualan saham di Hong Kong pada akhir 2019, dan memegang kas USD hampir 90 miliar pada akhir September.
Advertisement