Liputan6.com, Jakarta- Resminya Joe Biden untuk menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat kini hanya dalam hitungan hari.
Seperti diketahui, Joe Biden dijadwalkan untuk dilantik bersama Wakil Presiden terpilih Kamala Harris pada 20 Januari mendatang.
Advertisement
Meski proses sertifikasi terpilihnya Biden di gedung Capitol Hill AS sempat dilanda kericuhan, namun langkah itu akhirnya berhasil diselesaikan oleh DPR AS.
Mantan Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert Blake membeberkan penegasan Biden sejak awal kampanye kepresidenannya, yaitu tugas nomor satu dalam pemerintahan saat nantinya menjabat adalah penanganan Virus Corona COVID-19.
"COVID-19 bisa mewakili peluang kami untuk mereformasi kebijakan (luar negeri)," kata Blake kepada Founder FPCI Dino Patti Djalal, dalam acara "Key Foreign Policy Issues That Await the Biden Administration" yang digelar secara daring oleh FPCI pada Jumat (8/1/2021).
Blake kemudian merujuk pada usulan yang diajukan Samantha Power, yang merupakan mantan Duta Besar AS untuk PBB pada masa pemerintahan Barack Obama.
"Dia (Samantha Power) merekomendasikan agar Biden mulai meminta AS untuk bergabung dengan inisiatif Vaksin COVAX oleh WHO yang bekerja bersama dengan beberapa negara di dunia untuk memberikan akses yang adil ke vaksin dan pengobatan COVID-19," tutur Blake, yang telah memiliki pengalaman bekerja untuk Departemen Luar Negeri AS selama 31 tahun.
Di sisi lain, Blake menyebut COVAX dan upaya penyediaan vaksin COVID-19 lainnya yang sedang berjalan, "Sebuah statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar seperempat populasi dunia yang diperkirakan bakal menerima vaksin (COVID-19) pada akhir tahun 2021".
Blake menyesalkan hal itu, namun juga meyakini bahwa "AS akan membawa posisi yang cukup baik untuk membantu mempercepat waktu penyediaan vaksin tersebut".
Saksikan Video Berikut Ini:
Lembaga Kesehatan dan Hukum AS Diyakini Berperan Baik dalam Vaksin COVID-19 Global
Dilanjutkan Blake, "AS juga memiliki keahlian ilmiah seperti dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) yang tak tertandingi dan lainnya, dan tentu saja keahlian global yang menjangkau lembaga lain seperti lembaga-lembaga AS untuk hukum internasional".
"Jadi saya pikir kami berada di posisi yang tepat untuk membantu dalam hal itu (penyediaan vaksin COVID-19)".
Dikutip dari laporan CNN, sejauh ini, hampir 6 juta orang di AS telah menerima dosis pertama vaksin Virus Corona COVID-19.
Angka tersebut dibeberkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 7 Januari 2021.
CDC menerangkan bahwa 5.919.418 orang di AS telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 pada 7 Januari 2021 pukul 09.00 pagi waktu setempat. Dikatakan juga 21.419.800 dosis telah didistribusikan di seluruh Negeri Paman Sam tersebut.
Advertisement