Penjelasan Resmi WhatsApp Soal Aturan Pengguna Bagi Data ke Facebook

WhatsApp memberikan penjelasan soal persyaratan layanan dan kebijakan privasi baru yang mengharuskan pengguna berbagi data ke Facebook. Yuk, cek detailnya di sini...

oleh Iskandar diperbarui 08 Jan 2021, 18:13 WIB
Ilustrasi WhatsApp (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Berkaitan dengan persyaratan layanan dan kebijakan privasi baru WhatsApp yang mengharuskan pengguna berbagi data ke Facebook, perusahaan akhirnya memberikan penjelasan.

Kepada Tekno Liputan6.com, Jumat (8/1/2021), WhatsApp menuturkan bahwa Sejak 2016 perusahaan telah membagikan sejumlah data terbatas dengan Facebook di ranah back-end, khususnya untuk kebutuhan infrastruktur.

"Kami menekankan tidak ada perubahan baru di-update kebijakan ini," ujar WhatsApp menegaskan.

Di samping itu, pembaruan kebijakan privasi ini berfokus pada perpesanan bisnis. WhatsApp ingin penggunaannya jelas bahwa bisnis kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk chat WhatsApp-nya.

"Artinya, percakapan dengan bisnis tersebut dapat disimpan di server Facebook, dan bisnislah yang menentukan bagaimana mereka menggunakan atau membagikan informasi tersebut," ucap WhatsApp menambahkan.

Perusahaan menerangkan bahwa pengguna masih bebas memilih apakah mereka mau berinteraksi dengan bisnis tersebut atau tidak.

"Ini tidak memengaruhi percakapan personal dan privat di luar konteks bisnis tersebut. Semua percakapan ini masih akan terenkripsi end-to-end. WhatsApp maupun Facebook tidak bisa mengaksesnya," kata WhatsApp kembali menekankan.

 


Akun Tetap Aktif Meski Tak Setuju dengan Pembaruan Ini

Ilustrasi WhatsApp. Kredit: Webster2703 via Pixabay

WhatsApp menyebut pengguna tidak bisa lanjut menggunakan WhatsApp jika tidak menyetujui kebijakan privasi baru, akan tetapi akunnya masih akan tetap aktif sehingga pengguna dapat memilih untuk menyetujui update ini di kemudian hari.

"Pilihan opt-out dari data sharing pada 2016 hanya ditawarkan satu kali. Sejak saat itu, tidak ada fitur pilihan ini di dalam aplikasi. Namun, kami masih akan tetap mematuhi pilihan opt-out (tidak memilih ikut data sharing) untuk pengguna yang memilih demikian pada 2016, bahkan jika mereka sekarang menyetujui update kebijakan yang baru," WhatsApp menjelaskan.

Sebagai informasi, pengguna dapat melihat status opt-out mereka di fungsi "Download your data".


Ini yang Perlu Diketahui Pengguna dari Kebijakan Baru WhatsApp

WhatsApp, Logo WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Para pengguna WhatsApp pasti sudah mengetahui bahwa aplikasi pesan ini memperbarui kebijakan privasi layanannya.

WhatsApp mengumumkan pembaruan privasi ini melalui fitur in-app alert. Di mana, para pengguna dipaksa untuk menerima pembaruan privasi, jika masih mau memakai layanan WhatsApp. 

Pengguna diberi waktu hingga 8 Februari 2021 untuk menerima pembaruan ini jika masih ingin memakai layanan WhatsApp.

Apa saja yang perlu diketahui pengguna dari kebijakan layanan WhatsApp ini? Berikut rangkumannya seperti dikutip dari Indian Express, Kamis (7/1/2021).

1. Kenapa pengguna perlu menyetujui ketentuan WhatsApp?

Memperbarui kebijakan layanan bukan hal baru bagi layanan digital. Hal ini merupakan praktik standar di platform digital.

Pengguna yang mau menggunakan layanan WhatsApp harus tunduk pada aturan dan setuju dengan kebijakan penggunaan, termasuk perubahan kebijakan privasi. 

Para pengguna diberi waktu hingga 8 Februari 2021 untuk menerima kebijakan baru WhatsApp atau menghapus akun jika tak setuju dengan kebijakan ini.


2. Apa pentingnya perubahan kebijakan ini?

WhatsApp (AP Photo/Patrick Sison, File)

Kebijakan privasi WhatsApp versi yang lalu biasanya menggunakan kata-kata 'Menghormati privasi pengguna tertanam dalam DNA kami. Sejak kami memulai WhatsApp, kami ingin mengembangkan layanan kami dengan serangkaian prinsip privasi yang kuat.'

Nah, dalam kebijakan privasi baru tak ada lagi kata-kata tersebut. Namun WhatsApp tetap menerapkan enkripsi end-to-end.

Artinya tidak ada yang bisa melihat pesan pengguna atau membagikannya dengan siapa pun. Namun kebijakan baru tersebut menunjukkan adanya keterikatan pada produk Facebook lainnya.


3. Perubahan-perubahan terkait layanan Facebook lainnya

Ilustrasi Facebook dan WhatsApp

Kebijakan privasi baru mencatat bahwa ketika pengguna memakai layanan pihak ketiga atau produk Facebook lain yang terintegrasi dengan WhatsApp, layanan itu dapat menerima informasi tentang apa yang pengguna atau orang lain bagikan dengan mereka.

Contoh integrasi pihak ketiga ini termasuk penggunaan pemutar video di WhatsApp untuk memutar konten dari platform pihak ketiga.

WhatsApp menjelaskan, ketika pengguna mengandalkan ini, informasi seperti alamat IP bisa diberikan kepada pihak ketiga terkait atau produk Facebook lainnya.

Hal ini juga berarti, ketika seseorang memakai layanan pihak ketiga atau produk Facebook lainnya, ketentuan dan kebijakan privasi mereka akan mengatur penggunaan atas layanan dan produk tersebut.

WhatsApp juga menjelaskan bagaimana mereka bekerja dengan Facebook dan layanan Facebook lainnya, termasuk jenis informasi yang dipertukarkan.

Informasi yang dimaksud termasuk info seputar peningkatan infrastruktur dan sistem pengiriman, keselamatan dan keamanan produk-produk Facebook, pengalaman layanan termasuk saran untuk pengguna, serta konten yang dipersonalisasi seputar pembelian dan transaksi.

Pertukaran informasi antara WhatsApp dan platform Facebook lainnya juga mencakup peningkatan penawaran dan iklan yang relevan di seluruh produk Facebook.


4. Informasi perangkat yang dikumpulkan WhatsApp

Ilustrasi Media Sosial dan Aplikasi Chat | unsplash.com/@christianw

WhatsApp menyebut, layanannya mengumpulkan informasi terkait perangkat, mulai dari level baterai, kondisi sinyal, versi aplikasi, informasi browser, jaringan mobile, informasi koneksi. Termasuk di dalamnya nomor telepon dan operator.

WhatsApp juga mengumpulkan bahasa, zona waktu, alamat IP, informasi perangkat, dan identifikasi lainnya. Termasuk di dalamnya identifikasi unik atas produk Facebook lain yang terhubung dengan perangkat atau akun yang sama.


5. Menyoal penghapusan akun WhatsApp

Ilustrasi WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Pada update privasi yang baru disebutkan, jika seseorang hanya menghapus WhatsApp dari perangkatnya tanpa memakai fitur 'hapus akun saya dalam aplikasi', informasi pengguna tetap disimpan di platform.

Oleh karenanya, menghapus aplikasi dari smartphone tidaklah cukup.

Ketika pengguna mau menghapus WhatsApp dari perangkat, hal itu tidak mempengaruhi informasi terkait grup yang dibuat pengguna atau informasi pengguna lain terkait suatu akun yang dihapus. Misalnya saja salinan pesan yang dikirimkan ke pengguna.


6. Data lokasi dan penyimpanan

Ilustrasi WhatsApp. Kredit: Freepik

Dalam salah satu kebijakan privasinya, WhatsApp menyebut mereka memakai infrastruktur dan data center Facebook, termasuk yang ada di AS.

Tak disebutkan secara eksplisit, namun dalam sejumlah kasus, ada kemungkinan data ditransfer ke AS atau ke wilayah lain. WhatsApp menambahkan, "proses transfer ini dibutuhkan untuk menyediakan layanan global yang ditetapkan dalam Persyaratan kami."

Kebijakan baru juga menyatakan, meski pengguna tak menggunakan fitur lokasi, WhatsApp mengumpulkan alamat IP dan informasi lain seperti kode area nomor telepon untuk memperkirakan lokasi umum, misalnya kota atau negara.


7. Kebijakan privasi terkait bisnis

Ilustrasi WhatsApp (iStockPhoto)

WhatsApp menyebut, tiap bisnis yang memiliki interaksi dengan pelanggan dapat menyediakan platform dengan informasi juga. Lebih lanjut kebijakan tersebut berarti konten yang dibagikan dengan bisnis di WhatsApp akan terlihat oleh beberapa orang dalam bisnis itu.

Beberapa bisnis juga mungkin bekerja dengan layanan pihak ketiga, mungkin termasuk Facebook, untuk membantu mengelola komunikasi mereka dengan pelanggan.

(Isk/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya